SKI News
Tembakau Ngawi, Harumnya Tak Sejauh Harapan. Program GAP Upaya Dinas Pertanian Atasi Kesulitan Petani

Tanaman tembakau petani Karangjati Ngawi dalam program GAP berkualitas tinggi
Suarakumandang.com,BERITA NGAWI.Sejak berkembang pada era 90-an yang lalu, kini perluasan lahan tembakau di Kabupaten Ngawi mencapai 2.025 hektar yang tersebar di 9 kecamatan, yaitu kecamatan Bringin, Karangjati, Pangkur, Padas, Kasreman dan Kwadungan. Sedangkan lainnya berada di sekitaran lereng gunung Lawu yaitu kecamatan Sine, Ngrambe dan Kendal.
Dari luasan lahan tersebut, terdapat sebanyak 200 kelompok petani tembakau yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Ngawi, menggantungkan hidupnya dari tumbuhan bahan baku rokok ini ditengah ketidak pastian kualitas hasil panen dan harga jual, belum lagi faktor alam berupa iklim dan cuaca yang kerap membuat para petani putus harapan sebelum panen.
Untuk mengurangi ketidak pastian tersebut, dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ngawi mengkampanyekan pentingnya praktek pertanian yang baik dalam program Good Agriculture Practices ( GAP) kepada para petani tembakau.
Titik pencapaianya agar hasil panen tembakau berkualitas maksimal sehingga mempunyai daya saing penjualan yang tinggi.
Program GAP yang diluncurkan sejak 2003 secara nasional ini, secara umum diharapkan menjadi formula yang efektif untuk membantu para petani terutama petani agrikultur untuk meningkatkan taraf ekonomi dan sosial.
Sojo ketua APTI Kabupaten Ngawi, menyambut gembira upaya peningkatan pertanian tembakau dengan program GAP ini, menurutnya program ini telah melakukan pembinaan dan pelatihan sehingga para petani merasa terbantu baik dari segi sarana maupun prasarana produksi tembakau. Wawasan dan pengetahui saat menghadapi kesulitan didapat dari program ini.
“Selain gagal panen jika musim penghujan, permasalahan lain adalah penawaran harga jual yang masih rendah meskipun kualitas pada batas maksimal pada musim kemarau karena tidak didukung pasar yang signifikan” terang Sojo saat bertatap muka dengan para petani tembakau di desa Karangjati, Kecamatan Karangjati, Kamis (06/12/2018).
Sementara itu, hasil panen tembakau rata rata petani mencapai 1,7 ton / ha, sedangkan harga yang dipatok oleh agen pengepul tembakau sebuah perusahaan rokok nasional di Ngawi, sebesar Rp 34 000/ kg, dinilai masih kurang untuk menjadi sandaran ekonomi petani.
“GAP merupakan salah satu sistem sertifikasi dalam praktik budidaya tanaman, termasuk tanaman tembakau yang menghasilkan bentuk komitmen produksi yang berdaya saing serta dan mejaga kelestarian lingkungan secara berkesinambungan sehingga bisa meningkatkan taraf sosial ekonomi petani tembakau”. Kata Marsudi, Kepala Dinas Pertanian Ngawi dalam konfirmasinya.
Meskipun di Kabupaten Ngawi mayoritas adalah petani padi , komuditas tembakau berikut peran petaninya harus diakui memiliki peran penting bagi ketahanan ekonomi daerah, karenya melaui program GAP ini Dinas Pertanian menunjukan perhatianya dengan memberikan sarana dan prasarana berupa bibit, pupuk serta obat pembasmi hama.
Namun ketika tanaman tembakau tumbuh dengan sehat, panen bisa dicapai dengan hasil maksimal karena ada Program GAP Dinas Pertanian berperan didalamnya, maka semua tidak ada artinya jika pada tahap penjualan petani tidak memiliki kekuatan untuk jaringan pembeli lebih jauh.
Intervensi dan uluran tangan secara lebih serius dari pemda untuk menerbangkan aroma harumnya tembakau Ngawi lebih jauh, kini yang ditunggu para petani untuk meningkatkan taraf hidupnya. Ahmad.