SKI feature
Tak Ada Pilihan, Trotoar Jadikan Mbah Mina Untuk Mengais Rejeki
Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Di atas trotoar tanpa tenda dan meja ala kadarnya seorang nenek asal Magetan, Jawa Timur ini duduk di kursi plastik sambil melihat pengendara yang lewat berharap mampir dan mau membeli dagangannya. Bermodalkan payung hadiah jika terik panas matahari mulai menyenangkan tubuhnya.
Beliau adalah Mbah Mina, demikian pelanggan memanggilnya. Nenek satu cucu ini mempunyai nama lengkap Karmina, Beliau tinggal di wilayah Magetan Kota, tepatnya di Kelurahan Tambran.
Satu tahun yang lalu nenek janda anak satu ini berjualan ayam goreng keliling Kota Magetan. Rute yang dilalui adalah wilayah Kelurahan Mangkujayan, Tambran dan Kebonagung.
Bukan tanpa alasan kenapa Nenek 72 tahun ini memilih berjualan di tempat. ”Wis ra kuat mas, wis tuwek,” kata Mbah Mina sambil tertawa.Selasa, (09/03/2022).
Sekarang jualan golang-galing, terkadang juga jualan ayam goreng dan jajanan lainnya. Tapi Mbah Mina lebih fokus jualan golang-galing menurutnya cepat habis.
Tempat yang strategis, itulah alasan Mbah Mina memilih jualan di trotoar ujung jalan Bismo pertigaan dengan jalan Pandu Kelurahan Tambran.
Mbah Mina mengaku jika dirinya tidak tahu kalau jualan di trotoar tidak diperbolehkan karena dapat menganggu pengguna jalan, namun apa boleh buat, tidak ada pilihan. Menurutnya trotoar itu sudah cocok untuk mengais rejeki guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Memilih trotoar di sini karena jalan besar dan banyak pengendara yang datang dari luar Magetan dipastikan akan lewat di jalan tersebut,” kata Mbah Mina.
Hasil jualan selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, juga untuk uang sangu cucunya yang sekarang tinggal di Sidoarjo Jawa Timur bersama orang tuanya.
Mbah Mina mengaku jualan golang-galing di ujung jalan Bismo hasilnya cukup lumayan. Per hari mampu menghabiskan 200 golang galing.”Golang–galing Saya ini setoran, per golang-galing saya dapat untung Rp 150, kalau di kali 200 saya pulang bawa uang Rp 30.000,” jelas Mbah Mina.
“Uang 30 ribu itu setiap hari buat makan, bayar listrik bayar air dan sisanya ditabung buat sangu cucu saya, yang saat ini masih duduk di bangku SMP,” ucapnya.
Jika jualan golang-galing sepi Mbah Mina harus pinter-pinter mengelola keuangan.”Ya jika sepi dan hasilnya kurang, terpaksa Saya mengambil tabungan untuk menutup kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
“Saya mulai jualan disini jam 9 pagi sampai jam 3 sore, Kalau hujan saya berteduh kalau sudah terang dan jamnya belum habis saya kembali jualan,” ucapnya.
Jurnalis: Cahyo Nugroho.
Pingback: Tak Ada Pilihan, Trotoar Jadikan Mbah Mina Untuk Mengais Rejeki - Kabar Magetan