SKI News
Tanpa Embel-Embel, Bakul Roti Bakar Jadi Carik Desa di Magetan

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Polemik menjadi seorang perangkat desa salah satunya sekretaris Desa atau biasa disebut Carik, harus membayar uang ratusan juta dan mempunyai koneksi orang dalam, tidak selamanya benar. Namun praktek jual beli perangkat desa hingga ratusan juta masih menjadi polemik di kalangan masyarakat pedesaan.
Tapi hal tersebut dibantah dengan hadirnya pemuda asal Magetan yang terpilih menjadi carik tanpa melalui koneksi orang dalam maupun uang suap. Hal ini dibuktikan dengan adanya ujian perangkat desa di Desa Bedagung, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur Kamis (15/04/2021)lalu.
Tanpa diduga seorang pemuda warga Kelurahan/Kecamatan Panekan yang setiap harinya bekerja sebagai penjual roti bakar dikawasan perempatan Panekan akhirnya terpilih menjadi carik Desa Bedagung yang berhasil mengalahkan 16 pesaingnya.
Ia adalah Tri Nurhidayat (26), Tri mengaku sangat senang impiannya menjadi sekretaris desa akhirnya terwujud.
Putra dari 3 bersaudara pasangan Waloyo Bendul (alm) dan Suwarni mengaku tidak mengira jika dirinya terpilih menjadi carik dengan nilai ujian memuaskan. ”Alhamdulilah mas, saya tidak mengira bisa menjadi carik, awalnya niat saya itu berangkat hanya modal bismilah, modal nekad yakin dengan diri sendiri saja, tanpa ada embel-embel apapun,” kata Tri. Jumat, (16/04/2021).
“Koneksi tidak, apalagi uang, sepeserpun tidak mas. Ya lumprahnya uang untuk administrasi saja yang saya keluarkan, pokoknya bismilah maju,” bangganya.
“Jadi dengan terpilihnya menjadi carik saya senang, bangga dan terharu. Semua ini berkat doa keluarga, saudara teman-teman pemuda semua,” ungkap Tri saat melayani pelanggan roti bakar miliknya.
Setelah terpilih menjadi carik, langkah awal Tri dengan istrinya Lala wanita asal Ponorogo akan beradaptasi dahulu terhadap pekerjaannya serta kepada masyarakat. “Untuk program, saya akan memajukan Desa Bedagung sesuai pengalaman yang saya peroleh, selain itu juga akan focus dalam kemajuan pembangunan kepemudaan dulu, sebab saya dulu berangkat dari organisasi pemuda,” terangnya.
Menurutnya, tongkat pergerakan pembangunan porosnya ada di kepemudaan. ”Tapi juga tidak menutup kemungkinan peran orang tua juga penting, karena untuk memberi pembinaan serta mereka yang lebih lama punya pengalaman,” jelasnya.
Diceritakan sebelum terpilih menjadi carik, ia pemuda yang aktif diorganisasi kepemudaan di Magetan. Mempunyai ide mendirikan usaha roti bakar Malabar berawal setelah membaca peluang yang lagi nge-hits di kawasan perempatan Panekan .
Dengan dibantu teman-teman yakni mas Alfi dan Mas Wandu usaha yang ia didirkan semakin laris.
Tri juga menjelaskan, menurutnya usaha roti bakar merupakan makanan yang cocok untuk semua kalangan mulai dari anak-anak dewasa dan orang tua.
Meskipun ia terpilihnya sebagai carik, pemuda lulusan sarjana Hukum di salah satu universitas di Ponorogo ini akan tetap membuka usaha roti bakar yang sudah 6 bulan ia tekuni.
Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Pingback: Tanpa Embel-Embel, Bakul Roti Bakar Jadi Carik Desa di Magetan | Kabar Magetan