Suarakumandang.com,BERITA NGAWI.Persinga Ngawi gagal mencapai poin penuh di laga perdananya di ajang kompetisi Liga 3 Pra Putaran Nasional melawan Persik Kendal di Stadion Ketonggo Ngawi, Rabu sore ( 23/10/2019).
Awas provokasi! : Syaiful Rizal dalam kepungan Persik Kendal penyebab tensi tinggi dalam laga kemarin / foto : Adris
Sekor imbang 1-1 menempatkan Persinga di peringkat kedua
klasemen sementara Group B.
Permainan yang ditampilkan oleh Laskar Ketongo, besutan
Putut Wijanarko ini, dinilai masih dibawah performa, meskipun masih ada waktu
untuk melakukan evaluasi.
Tensi panas yang mewarnai membuat setidaknya 5 kali wasit
terpaksa menghentikan pertandingan karena pertikaian pemain, yang berujung 6
kartu kuning harus diacungkan oleh wasit. 3 untuk Persinga dan 3 untuk Persik
Kendal.
Jalanya pertandingan
Terlambat panas, membuat Persinga kecolongan gol dimenit
awal babak pertama. Bermula dari tendangan mati dari sisi kiri dapat
dimanfaatkan pemain depan Persik Kendal Achmad Khikam yang lolos dari
penjagaan, dan menciptakan gol pada menit ke 14, membuat kedudukan 0-1 untuk
Persik Kendal.
Terlenanya barisan belakang Persinga direspon dengan
meningkatkan alur serangan, setidaknya diawali dari tendangan keras Saiful
Rizal di menit 17, mengarah ke gawang kiper Persik Fajrul Falah, namun bola masih melenceng
tipis di kanan gawang.
Menyusul berikutnya, memasuki menit ke 23, peluang emas
kembali didapat laskar ketonggo ketika sang kapten Slamet Hariadi, sudah
berhadapan dengan kiper namun gagal mengeksekusi bola.
Melihat permainan masih belum mengganas, pelatih kepala Utut
Wijanarko kemudian mengganti Ahmad Rizal dan memasukan Dwi Kurniawan, hasilnya
intensitas serangan mulai deras.
Namun langkah ini masih belum juga membuahkan hasil hingga
peluit babak pertama ditiupkan wasit Sigit Riyanto. Dan kedudukan masih 0-1
untuk tim tamu.
Memasuki babak kedua, konsistensi alur serangan Persinga
yang semakin cepat membuat barisan belakang Pesik Kendal sedikit kedodoran,
terlebih kegamangan barisan tengah Persinga dalam memainkan bola seperti babak
pertama sudah tidak terlihat lagi.
Alur bola dari tengah ke depan sudah mulai berkembang,
hingga peluang emas sempat terjadi pada menit ke 50 ketika Haris Adyatama melakukan tendangan keras ke gawang
Pesik Kendal, namun lagi-lagi Fajrul Falah menjadi tembok terakhir yang sulit
di taklukan.
Derasnya serangan Persinga pada pertengahan babak kedua ini
mampu membuat frustasi barisan tengah dan belakang Persik Kendal, dan ini
membuat kerjasama antara Harris Adyatama
di barisan tengah dengan Saiful Rizal d sayap kiri semakin leluasa memainkan
bola.
Hasilnya, gojekan keduanya mampu membuat kapten Slamet mendapatkan
bola matang hingga harus di jatuhkan oleh para pemain belakang di kotak
pinalti.
Wasit Sigit pun tak ragu menunjuk titik putih, dan Rachmad Sucipto akhirnya mengambil
eksekusi dan membuat ketangguhan Fajrul Falah menjadi rontok. Goll!!!. Kedudukan
menjadi 1-1 di menit 53.
Sekor sama tersebut merubah atmosfir pertandingan menjadi
panas, beberapa kali ‘drama’ kelelahan
dan pergantian pemain Persik Kendal, membuat para pemain persinga terpancimg
emosi.
Upaya untuk lebih menekan dan menceploskan bola ke gawang
tim tamu selalu kandas di kaki barisan belakang yang sangat kuat. Tercatat
sedikitny lima kali tembakan ke gawang berhasil di mentahkan. Hingga peluit
berakhirnya pertandingan sekor tetap bertahan 1 – 1.
Tanggapan pelatih
Menaggapi hasil imbang yang di petik, pelatih Persik Kendal mengatakan jika
perolehan di Ngawi sudah sesuai target mengingat posisinya sebagai tim tamu. Ia
justru memaklumi tensi pertandingan yang sedikit panas di paruh babak kedua
karena faktor usia muda.
“Karena pemain rata rata masih muda, tingkat emosi
masih tinggi, jadi wajar jika terjadi di lapangan”, kata Astoko.
Sementara itu pelatih Persinga Utut Wijanarko merasa apa
yang diraih oleh anak buahnya belum maksimal, mereka masih terpancing oleh gaya
permainan lawan yang keras dan mengundang emosi.
“Dua hal yang akan kami evaluasi yaitu penyelesain
akhir dan pengendalian emosi, saat ini pemain masih gampang terpancing oleh
emosi lawan yang membuat permainan kurang berkembang secara maksimal,”
terang Utut dalam konferensi pers usai pertandingan.