Connect with us

SKI Kesehatan

Balita Lahir Tanpa Tempurung Kepala Dan Tak Punya Biaya Berobat

Published

on

Balita Tiara asal Ponorogo tanpa Tempurung Kepala butuh uluran bantuan

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Tiara Maleeha Robbani anak pasangan suami istri dari  Tulus Heri Siswono dan Maya Mujayani terpaksa merawat putri semata wayangnya dirumah  karena keterbatasan biaya.Senin, (27/12/2022).

Tak ada yang bisa dilakukan sang nenek untuk merawat cucunya, selain mengendong beralaskan  bantal serta memberikan susu formula ketika Tiara yang baru berusia 3 bulan ini menangis.

Karena tidak ada biaya untuk berobat, orang tua Tiara yang tinggal di dukuh Tunggur, Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur  hanya bisa pasrah.

Bahkan penghasilan sang ayah sebagai penjual bakso di Surabaya habis untuk biaya hidup keluarga di rumah.

Sebelumnya sempat dirawat dirumah sakit daerah di Kabupaten Ponorogo selama 22 hari. Namun karena keterbatasan biaya akhirnya anak semata wayang ini hanya dirawat dirumah.

Sampai hari ini orang tua Tiara tidak pernah tahu diagnosa dari dokter. Selain hanya diberi tahu jika tidak memiliki tempurung kepala serta mengalami bibir sumbing.

Kali  pertama Ultrasonografi (USG) saat kandungan 7 bulan Maya Mujayani sudah mendapatkan kabar jika bayi yang ada di kandungan kondisinya tidak memiliki tempurung kepala dan dianjurkan untuk menjalani operasi.

Namun sang ibu memilih menuntaskan kandungan hingga sembilan bulan, Hingga akhirnya Tiara terlahir secara caesar dengan kondisi tanpa tempurung kepala dan memiliki benjolan diatas kepala.

Sementara itu, pihak desa yang datang pun tidak bisa berbuat banyak selain berharap kepada dinas terkait untuk mau turun tangan dan melihat kondisi Tiara.

“Itu nanti kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan,  kita harus melangkah seperti apa dan nanti resiko seperti apa, nanti kita koordinasi dulu dengan pihak dinkes,”ujar Pujianto Kepala Desa Karangan.

 Pujianto melihat kondisi keluarga sangat prihatin dan terenyuh dan pihaknya berharap kepada pemerintah daerah untuk diperhatikan. 

Kini keluarga hanya bisa pasrah dan berharap adanya sedikit perhatian dari donatur maupun pemerintah.sebab mereka sudah tidak memiliki biaya untuk operasi sang anak.

Bahkan sudah lebih dari dua bulan sang balita tidak dibawa ke rumah sakit untuk sekedar mengecek kondisi kesehatan.  Apalagi selama ini mereka masih belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah.

Jurnalis: Tim.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *