Connect with us

SKI News

Rekayasa Jalan Magetan Kota Mulai Berlaku 17 September, Begini Rutenya

Published

on

Joko Trihono kepala Dinas Perhubungan kabupaten Magetan.

Suarakumandang.com,BERITA MAGETAN.Rekayasa jalur lalu lintas yang rencanya akan diberlakukan disejumlah jalan di Magetan kota, Jawa Timur akan dimulai dari Selasa,(17/09/2019) hingga Minggu,(29/10/2019).

“Dengan perubahan rekaya jalur lalu lintas ini pihak kami berharap ada sebuah pergerakan perekonomian yang semakin meningkat,”ujar Joko Trihono kepala Dinas Perhubungan kabupaten Magetan.

Dia juga mengatakan, bahwa salah satu targetnya adalah  untuk menekan angka kecelakaan lalu  lintas dan menambah lancarnya lalu lintas yang ada diwilayah Magetan kota.

“Karena sebelumnya ada beberapa kasus kecelakaan yang ada di beberapa dua arus, sehingga kami  berfikir untuk melakukan survey visi rasio,”kata Joko.

Lanjut Joko, dari hasil suvei visi rasio akhirnya pihak dinas perhubungan melakukan perubahan rekayasa jalu lalu lintas.” Tujuan  rekayasa lalu lintas yaitu untuk  mendapatkan atau memberikan kondisi lalu lintas di Magetan kota yang lancar dan aman,”paparnya.

Imbuhnya,  serta upaya untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas pada jam-jam tertentu bagi masyarakat pengguna kendaraan dijalan.

Dalam perubahan rekayasa jalur lalu lintas pihak dinas perhubungan telah menyiapkan 130 rambu-rambu yang siap dipasang disejumlah titik.

“Tapi dari jumlah 130 rambu tersebut akan terbagi menjadi dua, yaitu untuk jalan propinsi yang kita sudah  usulkan pengajuannya ke dinas perhubungan propinsi jawa timur dan sudah terproses, sedangkan untuk jalan kabupaten menjadi tangungjawab pemerintah kabupaten Magetan,”papar Joko.

Sementara itu, saat diberlakukan rekayasa arus lalu llintas per tanggal 17 september 2019 pihak pemerintah akan menurunkan petugas dari kepolisian Polres Magetan.

“Didalam uji coba pihak kami akan menurunkan petugas yang sudah kami koordinasikan dengan pihak kepolisian untuk bisa bersinergi untuk menyambut perubahaan arus ini, sehingga pada daerah titik rawan akan ditunggu oleg petugas,”pungkasnya.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.  

 

Berikut Rencana perubahan arus lalu lintas sebelum dan sesudah perubahan arus lalu lintas

Sebelum perubahan arus lalu lintas

(Timur ke Barat) Mulal dari JI Pahlawan-Jl. P Sudirman – Jl. A Yani – JI. Dr. Sutomo – Jl. Diponegoro (Status Jalan Provinsi). JI.Bangka (satu jalur dari selatan ke utara),Jl. Semeru (satu jalur dari barat ke timur) , Jl.Sumatra (satu jalur dari barat ke timur), Jl. Pandu dan Jl. Kresno (satu jalur dari timur ke barat)

Sesudah perubahan arus lalu lintas

(Barat ke Timur) Mulai dari Jl. Diponegoro- Jl. Dr. Sutomo- Jl. A. Yani-Jl. P. Sudirman -Jl. Pahlawan ( Status Jalan Provinsi ). Jl. Bangka (dua jalur), Jl.Semeru (dua jalur), Jl.Sumatra (dua jalur), JI. Pandu dan jl. Kresno (satu jalur dari timur ke barat).

 

Continue Reading
3 Comments

3 Comments

  1. Hariyanti

    September 3, 2019 at 12:34 pm

    Jalan semeru ..untuk 2 jalur , apa nggak berbahaya..jalan tidak terlalu lebar

  2. Musroni

    September 3, 2019 at 9:31 pm

    Kalo ada yg salah jalur karna tidak tau jangan langsung di tindak..tpi di kasih arahan dulu..

  3. ronyags

    Desember 11, 2019 at 11:04 am

    Maaf sebelumnya bapak, ibu pejabat, sekedar masukan aja, cuma cerita realita saja, Semenjak dipindah jalur, dagangan ibu saya sepi, A. Yani seakan cuma sebagai jalur pulang ke arah maospati, madiun atau surabaya, dulu bagi yang mau berwisata ke sarangan, gunung lawu, jalan tembus, tawangmangu, solo atau ke jakarta biasanya, lihat ke kanan, bisa jalan santai sambil lihat-lihat, lalu mampir dulu beli oleh-oleh, sekarang justru arus semakin padat dan rata-rata berkendara kencang (ugal-ugalan), otomatis yang lain ikut kencang, sangat berbahaya untuk orang tua dan anak yang akan menyebrang jalan, seperti kita tahu sudah jalan puluhan tahun, orang luar kota yang datang dari arah timur kalau mau ke Sarangan, tinggal lurus aja lewat pangsud, ayani, sutomo, monginsidi lalu ke sarangan, rumah saya di jalan protokol, kalau dari surabaya mau pulang ke rumah, harus berkelok-kelok dulu (ongkos ojek jadi naik), padahal di sepanjang jalan protokol itu adalah jantung perekonomian Magetan, khususnya pedagang kecil oleh-oleh khas magetan, biasanya ramai pada saat lebaran dan tahun baru, ibu saya samapai ragu mau kulakan lagi apa tidak, karena sejak september dagangan jadi sepi (gak seperti tahun lalu). Sebaiknya survey dulu sebelum merubah aturan, kalaupun itu katanya masukan dari warga, lantas warga yang mana? Mohon dikaji ulang terimakasih

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *