Connect with us

SKI News

Jelang libur Idul Fitri 1444 H, Ini Yang Disiapkan Disparbud Magetan

Published

on

Joko Trihono Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Dalam rangka menyambut libur Idul Fitri 1444 Hijriyah tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur melakukan berbagai upaya untuk menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat di bidang pariwisata.

Joko Trihono Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan mengatakan bahwa pihaknya dalam menyambut libur Idul Fitri sudah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait guna memperlancar kegiatan dalam berwisata di sejumlah tempat pariwisata di Kabupaten Magetan.

“Dalam hal ini kita akan menerapkan Sapta Pesona dalam pemberian pelayanan prima kepada wisatawan, sehingga pengunjung nanti bisa merasakan suasana berwisata,” ujar Joko.

Selain itu, pihaknya juga akan selalu mendata terhadap pengunjung, serta meyiapkan tempat parkir yang memadai. Oleh sebab itu, Pemerintah akan berkoordinasi dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan untuk rekayasa lalu lintas menuju tempat wisata.

Dijelaskan pula, pihaknya juga akan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) serta tidak mengedarkan, menjual atau menyajikan minuman yang mengandung alkohol khususnya di area wisata.

Selain itu, Joko juga berkoordiansi dengan pihak armada bus wisata agar memberikan jaminan keselamatan kepada penumpang dengan memenuhi standar kelayakan angkutan (kondisi kendaraan yang layak fungsi) dan kondisi pengemudi dalam keadaan sehat tanpa pengaruh NAPZA maupun alkohol.

“Untuk pertunjukan atau event di tempat wisata maupun usaha hotel, restoran, dan rumah makan, panitia diwajibkan untuk melibatkan pelaku seni budaya lokal dari Kabupaten Magetan,” jelasnya kepada jurnalis suarakumandang.com.

Terkait kesehatan, Dikarenakan pandemi COVID-19 masih belum berakhir, pengunjung agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan).

Tidak hanya sampai di situ saja, untuk  mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan bencana pada destinasi wisata, pihaknya akn melakukan berbagai upaya diantaranya

Menyiapkan mitigasi bencana pada masing-masing obyek wisata, terutama pada lokasi yang rawan bencana, memastikan keamanan pengunjung saat adanya kegiatan hiburan pertunjukan ataupun saat menggunakan fasilitas atau wahana permainan (outbound, flying fox dan wahana lainnya), memelihara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya pengawasan pada fasilitas yang beresiko terhadap terjadinya kecelakaan, serta menyiapkan petugas untuk melakukan pengawasan dan penyelamatan apabila terjadi kecelakaan dan bencana.

“Sedangkan bagi obyek wisata yang berlokasi di kawasan hutan, agar mewaspadai ancaman pohon tumbang. Sehingga pemeriksaan dan pengawasan harus lebih intensif, melakukan perantingan dengan seizin Perhutani dan instansi terkait.

Memasang himbauan atau petunjuk rawan bahaya yang bisa dengan mudah dilihat pengunjung di lokasi yang rawan bencana dan rawan timbulnya kecelakaan. Menyiapkan jalur evakuasi bagi pengunjung.

 Selalu melakukan sinergitas dan koordinasi yang baik dengan instansi terkait (TNI, Polri, BPBD maupun Perangkat Daerah lainnya) dalam penanggulangan bencana.

Selalu waspada terhadap dampak bencana dan selalu memantau informasi terkini melalui aplikasi atau website BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).

Jurnalis: Tim/Adv.