10 Ribu UMKM Di Ngawi Dapat Bantuan Modal dari Pusat

Suarakumandang.com,BERITA NGAWI. Kabar gembira bagi usaha mikro kecil menengah ( UMKM ) di kabupaten Ngawi, Jawa Timur  setelah sekitar 4 bulan ini mengalami masa-masa suram akibat pandemic dalam waktu dekat Pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UMKM  akan menggelontorkan bantuan permodalan bagi UMKM sebesar 2,4 juta kepada setiap pelakunya.

“Para pelaku UMKM bisa mengajukan permohonan bantuan tersebut melalui dinas koperasi, melalui bank  BRI,  BNI,  BPN, dan Bank Mandiri serta penggadaian,” kata Harsoyo, Kepala Dinas Koperasi Ngawi kepada jurnalis suara kumandang.com,  ( 26/08/2020).

Namun menurut Harsoyo untuk kabupaten Ngawi kuota yang diberikan oleh kementrian sebanyak 10 ribu pelaku saja. “Kuota bansos yang dikucurkan kepada UMKM seluruh Indonesia berjumlah 12 juta, sedangkan kuota untuk propinsi Jawa timur 1,4 juta, dan kabupaten Ngawi sekitar 10 ribuan UMKM. Dari jumlah tersebut dipastikan akhir November 2020, sudah bisa didistribusikan,” terang Harsoyo.

Meskipun pengajuan dapat dilakukan secara online, Dinas Koperasi akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu para pengaju permohonan agar bantuan agar kuota tersebut dapat terpenuhi.

“Hari libur pun kami tetap membuka pelayanan demi membantu pelaku UMKM mendapatkan kesempatan ini,” lanjut Harsoyo.

Sementara itu hingga Rabu sore ( 26/08/2020), data pemohon yang sudah masuk sudah mencapai 5000 pemohon.  “Sejauh ini kendala muncul berupa pengiriman dari kecamatan yang sering terlambat akibat berbagai faktor, namun masih bisa teratasi, hanya tinggal 2 kecamatan yang belum, yaitu kecamatan Gerih dan Kendal,” tutup Harsoyo.

Kabar bantuan permodalan di masa pandemi ini tentunya sangat ditunggu oleh para pelaku UMKM. Namun seperti halnya seorang pedagang jajanan ketan di jl Kartini Ngawi mengaku tidak mengetahui informasi tersebut.

“Saya belum mengetahui informasi ini dan kriteria untuk bisa mendapatkan batuan tersebut, padahal bantuan modal saat ini sangat saya butuhkan agar saya bisa mengembangkan jajanan saya”, kata Retno yang hanya mampu membuka lapaknya  setiap pagi akibat keterbatasan stok dagangan.

Junalis: Ahmad Hakimi.