Connect with us

SKI News

Tak Nyaman, Puluhan Siswa SDN Di Ponorogo Sekolah di Tenda Darurat

Published

on

BELAJAR: Puluhan siswa siswi SDN 2 Karang patihan Ponorogo kegiatan proses belajar di tenda darurat

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Dalam proses belajar dan mengajar tentunya membutuhkan tempat yang nyaman dan tenang. Bahkan jika perlu lokasi sekolah jauh dari tempat keramaian supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Namun berbeda dengan di Ponorogo, Jawa Timur. Ada sebuah pemandangan yang sangat miris, bagimana tidak,  ada sebuah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 siswa dan guru dalam proses belajar mengajar terpaksa disebuah tenda yang menjadi satu dengan kelas 1 sampai kelas 4.

Seperti SDN Karang Patihan puluhan siswa SDN terpaksa belajar ditenda darurat yang dibangun didepan kelas, sehingga membuat sejumlah guru dan siswa kini mengeluh karena tak bisa berkonsentrasi saat proses belajar dan mengajar. Hal ini dilakukan karena khawatir bangunan kelasnya roboh lagi.

Sri Handayani guru kelas 4 mengatakan pihaknya terpaksa melakukan untuk proses belajar mengajar berpindah tempat karena kondisi ruang kelas tidak memungkinkan.

“Terpaksa kami melakukan seperti ini karena kondisi sekolah yang sudah tidak mungkin dipakai lagi jadi kami sepakat langsung pembelajaran diluar dengan kondisi yang bercampur empat kelas dijadikan satu ruang seperti ini,”sedih Sri saat ditemui jurnalis suarakumandang.com.

Lebih lanjut, dengan kondisi yang seperti tersebut, secara tidak langsung pihak guru harus menerangkan dengan suara keras.” Terus konsentrasi anak pun cara mengendalikannya sangat susah dibandingkan di ruang kelas, karena suara yang tidak jelas,”jelasnya.Senin, (29/08/2022).

Sesuai informasi, beberapa waktu lalu atap sekolah roboh sesaat sebelum siswa datang ke sekolah.”Dari enam kelas yang ada hanya dua ruang kelas saja yang masih digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar, yakni kelas 5 dan kelas 6,”terangnya.

Melihat kondisi sekolahnya, sejumlah guru dan siswa-siswa hanya bisa pasrah. Selain susah berkonsentrasi karena sejumlah siswa-siswi bercampur dengan siswa lain, maka mereka juga harus menahan panasnya udara di dalam tenda darurat.

Hal ini seperti diungkapkan oleh salah satu siswi yakni Felin Fitri Ayu siswa kelas 4 mengaku jika proses belajar di sebuah tenda darurat merasa tidak nyaman dan tidak bisa berkonsentrasi sebab bercampur dengan kelas lainnya.”Disini rame apalagi udara sangat panas,”ngeluhnya.

Hingga berita ini diturunkan sesuai data di Dinas Pendidikan Ponorogo, saat ini terdapat 42 sekolah baik SD dan SMP Negeri yang kondisinya rusak.  Baik rusak parah maupun rusak sedang.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *