Connect with us

SKI News

New Normal Di Ponorogo Dibuka, Ditandai Sholat Subuh Berjamaah Dan Ziarah Di Wisata Religi

Published

on

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni telah meresmikan penerapan New Normal atau tatanan kehidupan baru dengan ditandai sholat subuh berjamaah dan ziarah di wisata religi ki Ageng Muhammad Besari di Masjid Tegalsari, Kecamatan Jetis. Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (3/7/2020.

“Hari ini saya canangkan new normal untuk di Kabupaten Ponorogo. Saya awali subuh berjamaah, wisata religi dan lanjut gowes, ” ujar Bupati Ipong

Lebih lanjut, untuk new normal perdana dicanangkan di dua sector yakni sektor peribadahan dan sektor wisata religi.

“Untuk kegiatan ibadah di masjid, mushola, gereja sudah bisa menyelenggarakannya dengan normal tapi dengan cara new normal, ” jelasnya.

Menurutnya 3 bulan lalu, dia menerbitkan surat yang berisi bahwa masjid  di pinggir jalan untuk sementara tidak mengadakan sholat Jumat. Saat itu  tingkat kerawanan tinggi sekali.”Maka dengan diterapkannya new normal mulai hari ini, larangan tersebut dicabut. Jadi sudah boleh lagi, ” paparnya.

Namun, dalam pelaksanaan new normal ini harus menerapkan protokol kesehatan. Dengan sering cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak.

“Saya juga membuat surat keputusan di setiap tempat ibadah hanya boleh diisi 60 persen dari kapasitas tempatnya. Juga di tempat ibadah juga ditunjuk satu orang untuk dijadikan Satgas COVID-19,” tambahnya.

Dia berapaan untuk tempat ibadah dijadikan pertama karena masyarakat sudah melaksanakan. Pemerintah hanya memformalkan/ memayungi agar terarah, faktanya mereka menerapkan setiap hari.

Menurutnya jika lampu hijau dari Gugus pusat, penerapan New Normal secara keseluruhan. Misal Ponorogo new normal keseluruhan itu perlu persetujuan dari Gugus tugas pusat.

Tetapi sesuai arahan presiden saat vicon, kepala daerah boleh menetapkan new normal pada sektor-sektor yang dianggap penting. Yang dianggap kepala daerah tidak membahayakan dan bertahap.

“Dan saya menganggap sektor peribadatan dan wisata religi itu penting. Makanya ini perdana kami terapkan. Nanti menyusul lainnya, ” terangnya.

Dia mengaku penerapan New Normal ini bisa dicabut. Apabila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan dalam pelaksanaannya.

Jurnalis: Advetorial

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *