Connect with us

SKI News

Kisah penjual Sayur Keliling, Penghasilan Sepi, Angsuran Tetap saat PPKM Darurat

Published

on

Kamto penjual sayur keliling asal Parang

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Sejak diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejumlah pelaku usaha mengalami penurunan omset yang sangat dratis, bahkan saking sepinya pembeli dari sekian pelaku usaha mengeluhkan pembagian sembako dan  utamanya terkait tagihan angsuran bank yang dinilai tidak pernah mengerti keadaan.

Meski di sejumlah titik jalan di Magetan Kota ditutup karena PPKM Darurat, namun bapak 3 anak ini tetap berjualan sayur keliling. Tak lain adalah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Pria yang tinggal di kawasan Kecamatan Parang ini mengaku sudah 17 tahun menjadi penjual sayur keliling, baru kali pertama ini Dia mengaku sangat menderita karena PPKM darurat.

 “Selama adanya PPKM Darurat penghasilan agak sepi mas, penghasilan berkurang, sedangkan pengeluaran panggah (tetap-red),” kata Kamto, Jumat, (24/07/2021).

Dia juga mengaku pemasukan dan pengeluaran tidak sebanding, hal ini disebabkan banyaknya jalan ditutup yang membuat Dia harus berputar mencari jalan untuk menuju pelanggan.

“Jalan-jalan banyak yang ditutup kelilingnya semakin jauh jadi bahan bakar semakin tambah,” kata Kamto yang akrab dipanggil Kamto Parang

Bahkan selama PPKM Darurat Kamto juga dipusingkan dengan angsuran bank yang setiap bulan harus bayar tepat waktu.

“Karena penghasilan menurun akhirnya angsuran nunggak tok mas, karena nggak bisa setor angsuran. Apalagi ini sudah tanggal 24 bulan Juli biasanya sudah setor tapi sampai saat ini belum setor,” ungkap Kamto saat istirahat di salah satu warung di Wilayah Kecamatan Parang.

Dia tidak mengeluh, namun dia hanya saja dipusingkan karena angsuran bank yang tersendat-sendat dikarenakan penghasilan menurun.

Terkait banyaknya pembagian sembako dari berbagai pihak ternyata membuat penghasilan Kamto berkurang. Menurutnya setiap keluar sembako, sayur macet.

“Kalau masyarakat sudah mendapat sembako akhirnya tidak belanja, sehingga membuat dagangan saya jadi sepi. Karena mereka sudah mendapat sembako komplit, ada ayam, minyak goreng, telur, beras, buah dan masih banyak lainnya, itu juga menyendat sayur keliling,” kata Kamto.

Dalam keadaan PPKM Darurat Kamto berharap kepada Pemerintah terkait angsuran bisa ditunda untuk pembayarannya.” Mau bayar bagimana, kalau bisa pembayaran ditunda, sebab selama ini mau kerja keadaannya seperti ini mau makan saja bingung, kok bayar angsuran terus mau gimana lagi,” harap Kamto.

Saat ditanya apakah serius selama PPKM Darurat dipusingkan dengan angsuran dia menjawab “Serius mas, kalau seandainya saya tidak punya angsuran saya sudah prei (Libur-red),” cetusnya.

Sementara itu, sejak diterapkan PPKM Darurat, dagangannya hingga sampai jam 12 siang masih banyak yang tidak terjual. ”Biasanya kalau jam segini sudah habis terjual,” tutup Kamto.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *