Connect with us

SKI News

Jualan Telur Gulung Sepi, Slamet: Hanya Habis di Biaya Operasional

Published

on

Slamet Susanto pedagang telur gulung dan bakmi telur yang mangkadi Blok M selosari Magetan saat membuatkan pesanan kepada pembeli.

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Sepinya pembeli belakangan ini semakin dirasakan oleh pedagang telur gulung dan bakmi telur yang mangkal di trotoar Kawasan Blok M, Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Bahkan ia mengaku hanya habis di operasional. 

Adalah Slamet Susanto pedagang telur gulung dan bakmi telur mengaku sejak pasca Lebaran 2025  intensitas pembeli semakin menurun. Kamis. (24/4/2025).

Ia menyebutkan, jika sebelumnya dalam sehari ia bisa menghabiskan tiga kilo gram telur, kini hanya mampu menjual dua kilo gram saja.

“Mungkin karena lagi paceklik,” ujarnya sambil tertawa, mencoba tetap santai di tengah kondisi yang sulit.

Pria dua anak ini menuturkan bahwa meski harga bahan jualan terus naik, hasil penjualan tak sebanding.

“Minyak goreng Fortune sekarang Rp 19 ribu per liter dan telur Rp 25 ribu per kilo. Tapi pembeli malah makin sepi,” keluhnya.

Fenomena ini tak hanya dialami Slamet seorang berumur 41 tahun.

Banyak pedagang kecil lainnya juga merasakan tekanan ekonomi yang sama.

Mereka dihadapkan pada dua sisi yang saling menghimpit: biaya operasional yang meningkat dan daya beli masyarakat yang melemah.

Situasi ini tentu menjadi alarm bagi pihak Pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan harga dan distribusi bahan pokok, serta memberikan dukungan nyata bagi para pelaku ekonomi mikro.

Sementara itu, Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magetan mengatakan  pengaruh sepinya pembeli ada beberapa faktor di antaranya daya beli masyarakat menurun dan kenaikan harga bahan pokok.

Namun dalam hal ini,  perubahan yang paling menonjol yakni  pola konsumsi masyarakat yang mengalihkan konsumsi ke bentuk investasi yang lebih aman.

Upaya Pemerintah dalam mengatasi sepinya para pembeli kaki lima sudah dilakukan seperti halnya mengadakan car free day.

Namun setelah Lebaran, acara car free day sementara tidak diadakan dulu, apalagi ini masih bulan Lebaran 

“Nanti kita akan buka kembali gelaran car free day yang diharapkan akan membawa dampak kepada seluruh pedagang kaki lima yang ada di kawasan Blok M, Alun-Alun Magetan maupun tempat-tempat lainnya,” tuturnya.

Namun dalam hal ini, pedagang kaki lima diharapkan mampu bersaing di dunia digital pemasaran melalui media sosial atau medsos.

“Jadi jangan itu itu saja alias monoton, berinovasilah dalam kretaif bekerja, sehingga tidak ketinggalan jaman,”pungkasnya.

Jurnalis: Tim Redaksi.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *