Connect with us

SKI News

Inilah Keluhan Pedagang di Pujasera 2019

Published

on

PADAM LITRIK:Beginilah kondisi pujasera di stadion Yosonegoro sejak awal padam listrik

Suarakumandang.com,BERITA MAGETAN.Sedikitnya ada 27 pedagang  Pusat Jajanan Selera Rakyat (Pujasera) yang berlokasi di sekitar stadion Yosonegoro Magetan, Jawa Timur mengeluhkan. Pasalnya lokasi yang dipilihkan oleh pemerintah kabupaten Magetan  untuk tempat berjualan di pujasera sepi pengunjung dan penerangan tidak maksimal.

Adalah Warsini (50) salah satu pedagang Pujasera warga Sukowinagun Magetan, Jawa Timur mengaku selama bulan puasa dagangan  lauk pauk di stadion Yosonegoro sepi pembeli. ”Selain sepi pembeli penerangan tidak maksimal, bahkan sudah 5 hari ini sejak hari jumat (15/05/2019) kemarin sama sekali tidak ada penerangan,”kata Warsini.Selasa,(21/05/2019).

“Masalah listrik sejak pertama dibuka setiap sore selalu mati. Bahkan banyak pengunjung yang enggan beli karena penerangan tidak ada,”kata Warsini.

Saat disinggung terkait kinerja pemerintahan,  ibu 3 anak tersebut  mengaku tidak tahu menahu.”Yang jelas, jualan disini penghasilan saya turun dratis bahkan lebih dari 50 persen, biasanya kalau jualan di alun-alun minimal dagangan saya habis terjual, sedangkan disini masih banyak yang tersisa otomatis terbuang karena basi belum lagi harga daun pisang mahal,” ungkapnya.

Mereka mengeluhkan di pujasera lsitrik sering padam

“Kalau jualan dialun-alun bisa sampai malam, selain lokasi yang strategis pelanggan masih banyak dan  penerangan juga tersedia dengan baik,”terangnya.

Senada yang dikatakan, Toni salah satu pedagang jajanan Klepon khas Magetan sangat mengeluhkan dengan kebijakan pemerintah kabupaten Magetan yang mencarikan lokasi pujasera yang tidak sesuai dengan harapannya.

“Jujur  saja mas, sejak jualan di sini di stadion dagangan saya sepi. Memang diawal bulan puasa ramai tapi setelah berjalan satu minggu sepi dan saya banyak merugi. Dan kondisi ini jauh berbeda dengan jualan di alun-alun, ”kata Toni.

Bahkan Toni juga mengeluhkan dengan  keadaan listrik untuk penerangannya.”Setiap sore listrik pasti mati, apalagi sudah 5 hari ini listrik tidak menyala,”keluhnya.

Dijelaskan pula, mereka yang ada penerangannya  karena membawa alat dan ada yang menyalurkan dari sebelah dengan membayar sesuai kesepakatan,”terang Toni.

Tak hanya Warsini dan Toni, sejumlah pedagang di Pujasera seperti Sri dan Waginem  juga mengeluhkan dengan lokasi tempat jualan. Menurutnya lokasi dan persediaan listrik tidak maksimal sehingga membuat dagangannya tidak laku terjual sesuai harapan saat seperti dialun-alun.

“Pengaruhnya besar sekali mas, kalau listrik tidak ada yang jelas pembeli tidak ada yang datang. Bagimana mau membeli sedangkan listrik saja tidak menyala,”ucap Waginem warga Sadon Panekan Magetan, Jawa Timur.

Haris pengelola pujasera yang mengaku ditunjuk langsung  oleh pihak pemerintah, terkait listrik sudah berupaya untuk menghidupkan kembali. ”Untuk sementara waktu, saya sudah berusaha semaksimal mungkin, dan saya sudah mengurus perijinan ke PLN dan katanya ijin yang diberikan adalah ijin resepsi , dengan biaya perharinya Rp 215 ribu,”jelas Haris kepada jurnalis suara kumandang.

“saya disini tugas penarik uang kebersihan dan listrik, tapi karena listrik tidak menyala jadi saya tidak menarik uang listrik dari peserta pedagang pujaera. untuk uang listrik dan kebersihan perlapak kami tarik Rp 2 ribu,”terangnya.

Sementara itu, sejumlah  pedagang pujasera berharap kepada pemerintah kabupaten Magetan untuk tahun depan mereka bisa berjualan di alun-alun kembali. Selain sudah tradisi, karena sudah banyak pelanggan yang ada di alun-alun.

Junrnalis: Cahyo Nugroho.

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *