Connect with us

SKI News

Soal Jalur Maut, DPRD “Desak” Pemkab Magetan

Published

on

Jalur Sarangan Cemorosewu

Suarakumandang.com,BERITA MAGETAN. Dalam dua tahun berturut-turut kejadian kecelakaan di jalur propinsi yang menghubungkan propinsi Jawa Timur dengan Jawa tengah persisnya jalur Sarangan – Cemorosewu  sering terjadi kecelakaan tunggal.

sesuai data sat lantas Polres Magetan  tahun 2017 hingga tahun 2018 dititik lokasi yang sama tepatnya diatas taman wisata mojosemi forest Park sudah 10 kali terjadi kecelakaan.

Seringnya terjadi kecelakaan  dikarenakan jalur maut yang mempunyai jarak 6 km antara Telaga Sarangan dengan Cemorosewu  terdapat jalan yang curam, belokan yang tajam, jurang yang cukup dalam dan kurangnya kemiringan jalan pada belokan.

Selain itu, jalur tersebut juga sangat minim rambu-rambu lalu lintas. Serta  badril yang hilang setelah pasca kecelakaan.  

Dari sekian pengendara roda dua maupun roda empat yang mengalami kecelakaan dilokasi karena pengendara tidak menguasai medan, banyak tikungan tajam, serta kurangnya kemiringan jalan di lokasi belokan.

Suratman wakil ketua DPRD Kabupaten Magetan mengatakan pihaknya menaruh perhatian untuk dilakukan antisipasi menekan angka kecelakaan dijalur tersebut.

“karena  sesuai data kasus kecelakaan  dalam waktu kurung  pendek ini sudah sangat tinggi. Ini diatas rata-rata,”kata Suratman.Jumat,(21/09/2018) lalu.

Dalam hal ini, Suratman mendesak pihak pemerintah kabupaten (Pemkab)  Magetan melalui Dinas Perhubungan secepatnya melakukan koordinasi dengan pihak dinas perhubungan tingkat propinsi Jawa Timur.

“Apapun alasanya ini sifatnya mendesak, apalagi jalan tersebut merupakan jalan antar propinsi yang arus lalu lintasnya sangat padat,”katanya.

Masih kata Suratman, sebentar lagi hari jadi Magetan dan tahun Baru tidak menutup kemungkinan jalan tersebut akan ramai.

Untuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas seperti halnya badril, Traffic light, Rolling Barrier, Suratman mengaku membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.“Tentang alokasi anggaran harus segera dicarikan solosi. Kalau harus menunggu normativenya  ini memang kepastian dan jangka waktunya terlalu lama,”paparnya.

“ Kami akan bicarakan ditingkat dewan dan juga antara dewan dan eksekutif supaya segera mendapatkan alokasi anggaran yang bisa di aplikasikan tanpa harus bertentangan dengan peraturan dengan undang-undang ,”jelas Suratman kembali.

Suratman menegaskan  bahwa kebutuhan rambu-rambu lalu lintas pada jalur Sarangan Cemorosewu Ini sangat mendesak, karena ini menyakngkut keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan.

Apalagi jalur tersebut mempunyai jalan yang sangat menanjak, tikungan tajam dan jurang yang dalam sudah semestinya segera dilengkapi rambu-rambu lalu lintas sehingga pengguna kendaraan yang lewat bisa merasa nyaman dan selamat sampai tujuan.

”Mungkin bagi masyarakat sekitar tidak menjadi masalah karena sudah tahu kondisi medan jalan, tapi bagi  para pengguna jalan lainnya jalan tersebut sangat membahayakan,”terangnya.

“Terkait kemiringan jalan nanti akan kami bicarakan dengan pakarnya, tapi jika kami lihat dari semua data tersebut bahwa kecelakaan terjadi karena minimnya rambu-rambu lalu lintas dan tidak adanya badril maupun Rolling Barrier,”pungkasnya.Cahyo.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *