(Tengah) Ony Anwar, Wakil Bupati kabupatn Ngawi, Onny Anwar beserta Kapolres dan Dandin Ngawi yang menghadiri acara ini memastikan akan mendukung langkah ini agar penggunaan jebakan tikus beraliran listrik tidak lagi dilakukan para petani.
Suarakumandang.con,BERITA NGAWI. Hama tikus masih menjadi momok meresahkan bagi petani Ngawi hingga kini. Apalagi belum ada cara yang signifikan dan efektif untuk memberantas hama ini.
Dalam rangka mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan di
Ngawi, pemerintah kabupaten (Pemkab) Ngawi kini tengah menggalakan seluruh
jajaran secara ceremonial dicanangkan
program Trap Barrier System ( TBS ) untuk menanggulangi organisme pengganggu
tanaman terutama hama tikus.
Pencanangan program ini berlangsung Rabu (13/01/2021) kemarin di desa Jatirejo,
kecamatan Kasreman, berupa pemasangan rumah burung hantu dan pengenalan sistem
bubu perangkap yaitu berupa pemasangan barrier plastik atau mulsa yang
dilubangi dengan jarak tertentu dan didalam lubang tersebut diberi jebakan
tikus.
Moment ini juga dilakukan serentak di 19 Kecamatan lain agar
gerakan TBS dapat dilakukan secara masif di wilayah Ngawi.
Ony Anwar, Wakil Bupati kabupatn Ngawi, Onny Anwar beserta
Kapolres dan Dandin Ngawi yang menghadiri acara ini memastikan akan mendukung
langkah ini agar penggunaan jebakan tikus beraliran listrik tidak lagi
dilakukan para petani.
“Program ini merupakan bentuk komitmen untuk
menciptakan pertanian yang ramah lingkungan, apalagi semua pihak terkait, mulai
Dandim, Sekda, Polres, PLN dan seluruh gapoktan (gabungan kelompok tani) di
Ngawi, menyepakati untuk mengakhiri jebakan tikus beraliran listrik,”kata
Onny ditengah rangkaian acara.
Onny memastikan jika metode penggunaan listrik tersebut
dipastikan tidak ramah lingkungan, menyalahi aturan serta sering berakibat
membahayakan jiwa.
“Selain metode TBS, memerangi hama tikus juga bisa
dilakukan dengan gropyokan secara gotong royong, dan ini lebih ramah
lingkungan,” lanjut Onny.
Uji coba sistem TBS sebelumnya telah dilakukan di lahan
pertanian padi demplot seluas 5 ha di dusun Mardiasri desa Jururejo kec. Ngawi,
dan hasilnya dinilai Dinas Pertanian Ngawi cukup memuaskan.
Sementara itu, Kepala Desa Jatirejo, Agus Suwoko mengaku
jika para petani di desanya selalu dilanda keresahan kala memulai masa tanam
padi akibat momok hama tikus.
“Semoga dengan penerapan TBS ini bisa menghilangkan
mimpi buruk gagal panen petani desa kami
akibat serangan hama tikus,” harap Agus.