Connect with us

SKI News

Lebaran 2025 Toko Sepatu di Magetan Larisnya Tak Seperti Sebelum COVID-19

Published

on

Sejumlah karyawan sedang membuat sepatu khas kulit Magetan

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Setelah Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) sejumlah pedagang kerajinan sepatu kulit di Magetan Jawa Timur terus mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. Pasalnya dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan pembeli.

Seperti salah satu perajin industri sepatu kulit Toko Praktis di Jalan Sawo, Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jawa timur tiap tahun setelah COVID-19 terus mengalami penurunan pendapatan.

Suriyani pemilik Toko Praktis menjelaskan penurunan pendapatan dirasakan setelah COVID-19 sekitar tahun 2020 lalu.

“Tahun 2020 sudah mulai ada tanda-tanda penurunan penjualan sepatu,” kata Suriyani kepada jurnalis suarakumandang.com.

Dijelaskan, sebelum COVID-19, H-4 lebaran toko Suriyani sudah mulai didatangi pembeli.

Namun sejak tahun 2020 hingga tahun 2025 pembeli terus mengalami penurunan dratis.

Hasil penjualan sebelum COVID-19 Toko Praktis sangat menggiurkan.

pada H-3 hingga H+4 Lebaran Toko Praktis mampu menghasilkan Rp 35 juta sampai 40 juta.

Namun. sekarang berbeda jauh. H+3  hingga H+4 Lebaran hanya mampu menghasilkan kurang lebih Rp 14 juta.

Tak hanya sampai di situ saja, untuk menekan angka pengeluaran pihaknya mengurangi jumlah karyawan perajin sepatu.

“Saat ini tinggal 4 karyawan,  sebelumnya sampai 10 hingga 14 orang khusus perajin sepatu,” Kata Eko pengelola.

Bahkan pengurangan karyawan juga terjadi pada penjaga toko, biasanya diisi 4 sampai 5 karyawan sekarang hanya 2 karyawan.

Eko menjelaskan, sepinya pembeli banyak faktor yang mempengaruhi.

Pengaruh yang sangat besar adalah adanya platform e-commerce di mana pengunjung bisa berbelanja berbagai merk yang sudah Anda kenal.

“Apalagi di dalam platform tersebut bisa  menemukan toko dan penjual baru secara online,” jelas Eko.

Selain itu, banyak persaingan dalam bentuk marketing melalui media sosial seperti TikTok, Facebook dan lain sebaginya.

“Mau bagaimana lagi, biar tidak ketinggalan kita harus ikuti jaman, ” cetusnya.

Diceritakan, dulu sebelum COVID-19. banyak pengunjung bisa dipastikan banyak pembeli. namun. sekarang berbeda karena pengaruh teknologi.

Jurnalis: Tim Redaksi.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *