Connect with us

SKI News

Hari Pancasila, Siswa SMK 2 PGRI Ponorogo Upacara Pakai Baju Adat

Published

on

FOTO BARENG: Usai upacara peringati Hari Pancasila sejumlah siswa dan [ara guru foto bareng

Suarakumanang.com, BERITA PONOROGO. Untuk memperingati Hari Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni sekolah SMK di Ponorogo, Jawa Timur menggelar upacara dengan mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia seperti pakaian adat Aceh, Batak, Bali, Papua dan masih banyak contoh lainnya.

Upacara ini digelar untuk menggambarkan keragaman budaya Nusantara sekaligus menanamkan kecintaan siswa kepada budaya asli Indonesia.

Meski baru kali pertama memakai baju adat dari luar daerah, namun para peserta upacara mengaku senang dan bangga bisa memakai baju adat daerah.

Sejumlah siswa SMK mengaku sangat senang, Karena baru kali pertama ini mereka memakai pakaian adat dari daerah lain.

“Saya pakai pakaian adat dari Papua, make upnya lumayan sulit, saya butuh 3 jam, tapi saya senang sekali karena disuruh pakai pakaian adat Papua,” kata Riski siswa SMK.

Pihak sekolah sengaja memginstruksikan siswanya memakai baju adat dari Sabang sampai Merauke untuk menanamkan kecintaan negeri kepada para siswa, sebab saat ini banyak kawula muda yang lupa akan budaya bangsa.

Sementara itu, Lena Kepala Cabang Dinas Pendidikan Ponorogo menjelaskan bahwa Hari Pancasila ini merupakan momen penting bagi anak-anak khususnya, untuk menguatkan karakter memahami keberagaman suku budaya.

“Sehingga perlu menyadari, perlu memahami, dan menghargai perbedaan atau banyak suku, bermacam-macam suku ini memiliki ciri khas masing-masing dan anak-anak harus memahami itu dan menghargainya,” jelas Lena.

Sebagai apresiasi, kepada siswa yang berpenampilan menarik dan sesuai dengan tema akan diberikan hadiah dari pihak sekolah.

Syamhudi Arifin Kepala SMK PGRI 2 Ponorogo mengatakan bahwa pihak sekolah mengadakan upacara untuk memperingati Hari Pancasila dengan mengenakan pakaian adat untuk menanamkan rasa cinta tanah air.

“Inilah Indonesia dari Sabang sampai Merauke terdiri dari suku bahasa dan agama, maka anak-anak itu kami tanamkan bahwa dengan keragaman ini maka kita muncul Kebhineka Tunggal Ikaan dan akan menjadi satu kesatuan yaitu persatuan Indonesia, NKRI harga mati,” pungkasnya.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *