SKI News
Kronologi : Amatir Rakit Petasan, Kakak Beradik Asal Ponorogo Tewas

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Tim Inafis Polres Ponorogo melakukan Olah Tempat Kejadian Perakara (TKP) lanjutan dirumah Soimin warga Dukuh Ngasinan, Desa/Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang hancur akibat petasan yang meledak sekitar 22.00 WIB. selasa (27/04/2021).
Polisi menduga jika petasan yang meledak hingga menewaskan kakak beradik ini untuk membuat balon udara tanpa awak jelang Idul Fitri.
Olah TKP yang dipantau langsung Kapolres Ponorogo, tim inafis menemukan sejumlah barang bukti. Mulai dari mesiu petasan, berbagai obat untuk membuat mesiu, selongsong petasan, bor, serta berbagai plastik untuk membuat balon udara tanpa awak.
Hasil interogasi kepada sejumlah saksi, petasan yang meledak ini tengah diracik untuk digabung dengan balon udara tanpa awak. Sementara berat mesiu yang dirakit didalam kaleng yang akhirnya meledak mencapai 4 kg.
“Kemungkinan ini dicepit menggunakan kaki, tapi ternyata waktu mencampur obat ini meledak, dengan adanya gesekan antara mesin dengan tempat ini,”ujar AKBP Muhammad Nur Azis Kapolres Ponorogo.

Sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyidikan. “Kalau melihat rencananya akan dijadikan untuk balon udara,” kata Aziz.
Sementara itu, hingga kini jasad kedua korban masih berada dikamar jenazah rumah Sakit umum daerah (RSUD) Harjono Ponorogo.
Sebelumnya diberitakan sekitar 22.00 WIB, Selasa (27/04/2021). Kakak beradik Sunardi (23) dan Samuri (21) tewas mengenaskan akibat ledakan petasan yang mereka racik didalam rumah.
Lanjutnya, Kedua korban sempat terpental hingga lebih dari tiga meter dan langsung tewas dilokasi. Selain itu rumah korban juga hancur akibat kerasnya ledakan petasan.
Tim inafis dari Polres Ponorogo selasa malam langsung melakukan olah kejadian tempat perkara (TKP) di rumah permanen milik Soimin (65) ini hancur berantakan akibat petasan yang diracik dua anaknya. Sunardi sang kakak langsung tewas dilokasi dengan tubuh penuh luka. Sementara sang adik tewas saat dibawa kerumah sakit.
Menurut warga, kedua kakak beradik ini sebelumnya belum pernah membuat petasan. Apalagi sang kakak baru pulang menjadi TKI di korea.
Sementara sang adik selama ini bekerja menjadi tukang las dan petani. “Tiba-tiba ada suara ledakan keras. Saat meledak korban yang satu terpental sampai keluar rumah sedangkan yang satunya jatuh kebawah, keduanya tepental,”kata Supriyanto kepala desa Sukorejo.
Dijelaskan pula, suaranya sangat keras terdengar sampai radius 5 Km. ”Saat kejadian di TKP dengan saya jaraknya kurang lebih ada 5 km dan suaranya keras sekali saya dengar,”pungkasnya.
Jurnalis: Cahyo Nugroho.