Connect with us

SKI News

Wisata Religi: Terbesar di Asia, Ponpes Al-Fatah Temboro Magetan

Published

on

Gerbang pintu masuk lingkungan pondok pesantren AL-Fatah desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan, Jawa Timur menyampaikan bahwa Magetan memiliki potensi wisata religi terbesar di Asia Tenggara, yaitu Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah yang terletak di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Melalui Kabid Pengelolaan Pariwisata Eka Radityo, Joko Trihono Kepala Disparbud Kabupaten Magetan menyatakan bahwa keberadaan ponpes Al-Fatah merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Magetan karena mempunyai magnet tersendiri yakni adanya kampung Madinah.

“Sebutan kampung Madinah itu muncul karena  kehidupan sehari-hari warga sekitar desa Temboro serupa dengan apa yang ada di Kota Madinah Saudi Arabia,” ujar Joko Selasa, (22/08/2022).

Terdorongnya adanya sebutan Kampung Madinah sendiri karena dalam kehidupan sehari-hari warga disana tak lepas dari peran Ponpes Al-Fatah.

“Namun dalam hal ini yang menjadi magnet utama yaitu ponpes Al-Fatah karena ponpes yang terbesar di Asia Tenggara bahkan terbesar se-Asia memiliki jumlah santriwan dan santriwati 24 ribu dari berbagai penjuru dunia, ”kata Joko.

Dari jumlah santri yang mencapai ribuan akan bertambah mencapai ratusan ribu dari seluruh penjuru saat ada kegiatan Tabligh Akbar, hal ini yang mendorong Ponpes bisa menjadi salah satu magnet besar untuk wisata religi.

“Di Ponpes Al-Fatah untuk aktifitas religi sangat kental sekali bahkan tidak hanya syiar keagamaan akan tetapi kehidupan santri yang berbaur dengan masyarakat memunculkan suatu keadaan yang sering kita sebut  Kampung Madinah,”paparnya.

”Kemiripan lingkungan ponpes seperti di Madinah tersebut karena bisa dilihat dari orang-orangnya, tradisinya, kulinernya dan masih banyak lainnya,”terang Joko kepada jurnalis suarakumandang.com.

Lanjut Joko, hal tersebut akan menjadi suatu modal yang sangat luar biasa untuk pengembangan wisatawan . ”Artinya kawasan Desa Temboro bukan sekedar sebuah  kampung religi, sebenarnya sudah berkembang suatu desa wisata atau kampung wisata yang sudah diakui maupun tidak namun sudah sangat terkenal,”ucap Joko.

Dalam hal ini, dari pihak Disparbud Kabupaten Magetan akan memadukan religi dengan pariwisata di Kabupaten Magetan. Sehingga nantinya orang-orang yang datang di Desa Temboro tidak hanya kegiatan religi akan tetapi juga kegiatan wisata terutama wisata religi bahkan wisata umum.

Namun dalam ini pihak pemerintah Kabupaten Magetan perlu menggaris bawahi yang menjadi arahan adalah upaya pembinaan untuk pengembangan wisata di area pendukung seperti misal home stand, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). “Semua itu tantangan bagi pemerintah kabupaten Magetan bagimana bisa dikembangkan,”urainya.

“Itu otomatis dan jelas dengan adanya kegiatan di Kampung Madinah roda perekonomian masyarakat sekitar akan berjalan dengan lancar. Kita bisa bayangkan dengan jumlah santriwan dan santriwati 24 ribu dalam kegiatannya sehari-hari maka akan meningkatkan kegiatan  jasa di sekitarnya. Tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat Magetan khususnya warga sekitar desa Temboro,”kata Joko lagi.

Selain Kampung Madinah, di Ponpes Al-Fatah sebenarnya sudah ada kunjungan wisata seperti kegiatan naik hewan Unta, Kuda,” Bahkan disana juga ada Galeri  Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam (S.A.W).

“Karena beberapa hari lalu saya diinformasikan dari pihak ponpes bahwa di ponpes ada rambut Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam (S.A.W), sehingga hal itu akan menjadi magnet yang luar biasa,” tandasnya.

Dikatakan pula, bahwa sebutan Wisata Religi di Pondok Pesantren Al-Fatah Temboro adalah inisiasi Suprawoto Bupati Magetan ketika awal beliau menjabat Bupati di Kabupaten Magetan.

Disebutkan wisata Religi Temboro ini juga yang merupakan salah satu Program Prioritas Magetan di Bidang Pariwisata, disamping Triple A, Agrowisata Agrobisnis dan Agroindustri, Pembangunan Bioskop di Pasar Baru sebagai Gedung Kesenian serta Wisata Religi  di Pondok Pesantren Al Fattah Temboro.

Sementara itu, Imam Ghozali selaku warga Desa  Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan  saat ditemui jurnalis Suarakumandang.com mengatakan bahwa munculnya sebutan nama Wisata Religi di Desa Temboro awalnya bukan dari pihaknya, akan tetapi dari pihak luar Temboro.

“Selama ini pihak kami hanya melayani saja,  seperti  saudara-saudara umat muslim lainnya yang akan masuk ke lingkungan Pondok Pesantren Al-Fatah  akan kami layani dengan pelayanan terbaik dan kita sediakan transportasi untuk itu,” jelas Imam Ghozali kepada jurnalis Suarakumandang.com, Selasa, (23/08/2022).

Pihaknya akan menyambut dengan senang hati. ”Kami sudah terbiasa memberikan pelayanan untuk mengawal mereka sesuai tujuannya,”kata Imam Ghozali yang saat itu sedang bertugas sebagai ketua tim  transportasi di acara Ijtima’ Pengajian Umat Islam se-Indonesia.

Disebutkan bahwa di Ponpes Al-Fatah juga terdapat Galeri yang berisikan peninggalan para Nabi khususnya Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wassalaam (S.A.W), dan peninggalan para shabat Rodliallahuanhu (RA) serta Tabi’it dan Tabi’in dan ulama-ulama tersohor lainnya. ”Di sana banyak terdapat peninggalan bersejarah Islam di Galeri Joko Tingkir,”terangnya.

“Pengunjung yang ingin ke sana (Galeri Joko Tingkir-red) nanti akan diarahkan sekaligus diberi penjelasan terkait barang peninggalan milik siapa dan nanti akan dijelaskan secara mendetil oleh petugas,”katanya.

Dijelaskan pula, bahwa Galeri Joko Tingkir yang berada di Ponpes Al-Fatah tersebut dibuka secara  umum. “Silakan bagi mereka yang ingin berkunjung kesini untuk melihat Galeri Joko Tingkir,”kata Imam Ghozali lagi.

Sementara pertumbuhan ekonomi di Desa Temboro dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan, salah satunya adalah akibat jumlah santriwan dan santriwati di Ponpes Al-Fatah terus meningkat. 

Belum lagi Ponpes Al-Fatah dalam satu tahun selalu mengadakan kegiatan keagamaan. Seperti acara  Ijtima’ Pengajian Umat Islam se-Indonesia tanggal 25 Agustus 2022 yang baru saja selesai.

Sesuai informasi acara agenda tahunan tersebut sedikitnya yang hadir 100 ribu santri dari berbagai provinsi seluruh Indonesia bahkan dari mancanegara.

Sehingga dengan jumlah santriwan dan santriwati dan kegiatan keagamaan di Ponpes Al-Fatah yang setiap tahun lebih dari 5 event maka sudah pasti akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar Ponpes Al-Fatah Desa Temboro.

Bahkan pada Bulan Ramadhan lingkungan sekitar Ponpes Al-Fatah amat sangat ramai dan mendapat sebutan Kampung Madinah. Sebab kegiatan di lingkungan mirip seperti di Kota Madinah Saudi Arabia.

Dengan banyaknya santriwan dan santriwati dari berbagai negara yang menempuh pendidikan di Ponpes Al-Fatah dan adanya kegiatan keagamaan akhirnya  banyak warga dari luar Desa Temboro berpindah menjadi warga Desa Temboro untuk buka usaha di sekitar ponpes.

“Setelah mereka tahu bagaimana indahnya suasana religi seperti Kampung Madinah yang banyak disebut,  orang luar Desa Temboro akhirnya yang antusias untuk pindah ke Desa Temboro sangat tinggi, bahkan mereka ada yang berpindah KTP di Desa Temboro sini,” paparnya.

Lanjutnya, akhirnya mereka berpikir bagimana untuk bisa Bermuamalah artinya bisa bekerja di lingkungan Desa Temboro antara lain salah satunya dengan berdagang.

“Apalagi kalau di Ponpes Al-Fatah ada acara seperti ini (Ijtima’ Pengajian Umat Islam se-Indonesia-red) semua dagangan bisa habis terjual,”cerita Imam Ghozali.

Imam Ghozali memisalkan acara yang dapat membangkitkan perekonomian  masyarakat desa adalah salah satunya dengan acara Ijtima’ tersebut, sebab yang diundang dari seluruh Indonesia untuk menghadiri acara tersebut bahkan ada yang dari Mancanegara.

“Dari situlah potensi ekonomi bergulir, banyak orang yang datang terus berbelanja makanan maupun minuman hingga busana muslim,” paparnya.

Masih kata Imam Ghozali, meskipun jika tidak ada acara tahunan seperti Ijtima’ tersebut, setiap hari Ponpes Al-Fatah juga banyak dikunjungi orang tua atau keluarga santriwan dan santriwati yang hendak menengok putra putrinya.  Sehingga secara tidak langsung menciptakan multiplier effect bagi perekonomian desa Temboro.

“Jadi jika mereka ingin membeli sesuatu seperti membeli makanan maupun minuman bahkan busana muslim mereka akan berbelanja di sekitar lingkungan ponpes,”kata Imam Ghozali.

Bahkan jika membutuhkan waktu yang lebih lama mereka akan menginap di salah satu rumah warga yang sebelumhnya sudah disediakan, atau sering disebut Homestay dalam dunia kepariwisataan, untuk akomodasi yang ditempati bersama pemilik atau masyarakat desa.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Wisata Religi: Terbesar di Asia, Ponpes Al-Fatah Temboro Magetan - Kabar Magetan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *