SKI News
Takut Ada Antraks, Disnakkan Magetan Periksa Hewan Qurban
Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Pendaki kembali ditemukan meninggal dunia di puncak gunung Lawu. Diketahui dia adalah Sularno (50) warga Desa Sidomulyo, RT03, RW09, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Korban ditemukan tewas di Pos 5 Argodalem, Puncak Gunung Lawu, Selasa (22/8-2017).
Ferry Yoga Saputra Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengatakan, Sularno merupakan pendaki yang sudah dikenal turun naik puncak Gunung Lawu.”Tahu saya setelah mendapat telepon dari komunitas anak-anak gunung Lawu sekitar pukul 07.50 WIB, Selasa (22/08/2017).
“Tak lama kemudian personil BPBD Magetan meluncur ke Pintu masuk Puncak Lawu di Cemorosewu,”jelas Ferry .
Diketahui Indentitas korban, sesuai keterangan dari Pos Pintu Masuk di Cemorokandang, Karanganyar, Jawa Tengah, korban adalah warga Sidomulyo, Kecamatan Matesih, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.”Korban sudah di lokasi cemorokandang sejak (15/08), korban ijin untuk melakukan pendakian dalam rangka upacara HUT RI ke 72 selama 7 hari kedepan mulai tanggal 15,”ucap Ferry.
Sementara BPBD Karanganyar sudah menghuhungi keluarganya, untuk mencocokkan kebenaran identitas korban. “Evakuasi jenazah Sularno lewat jalur pendakian Cemorosewu, Plaosan, Magetan, tiba di pintu masuk Cemorosewu paling cepet sekitar 10 jam lagi,”kata Ferry.
“Mestinya hari ini tanggal (22/08) korban sudah turun gunung Lawu, tapi malah ditemukan meninggal di di bedeng Argo dalem tadi pagi, tidak diketahui korban kapan meninggalnya, perkiraan meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB hari ini,”kata Ferry lagi.
“Untuk naik puncak Lawu menunju lokasi butuh enam sampai tujuh jam, dan kembali butuh waktu sekitar lima sampai enam jam, kemungkinan sampai di cemorosewu Plaosan Magetan sekitar pukul 19.00 WIB,”terang Ferry.
Sementara itu, Sulamto (42) , adik kandung korban, menjelaskan, bahwa kakaknya (korban,red) sering naik turun gunung Lawu.”Dia terakhir pamit mau muncak ke gunung Lawu untuk mengikuti upacara kemerdekaan RI ke 72 di Puncak Lawu,”tuturnya kepada suara kumandang.
“Dia biasa naik turun gunung Lawu mas, saat korban pamit untuk mengikuti upacara HUT RI ke 72 di puncak Gunung Lawu sendirian,”paparnya.
Korban memiliki ciri ciri rambut gondrong, gigi depan ompong, kaki kanan pincang. Korban tuna wicara.
AKP Ruwajianto Kapolsek Plaosan, Magetan mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya korban. “Sementara kami masih melakukan penutupan lokasi pintu masuk jalur pendakian puncak gunung Lawu, sebab untuk fokus proses evakuasi korban dari puncak Lawu,”pungkasnya.Cahyo.
. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengimbau panitia qurban untuk lebih selektif dalam memilih hewan yang akan digunakan untuk ibadah qurban. Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi dari penanganan dampak kesehatan qurban.
Menjelang Hari Raya Idul Adha 2017 untuk mengantisipasi masuknya hewan qurban petugas Disnakan kabupaten Magetan melakukan pemeriksaan hewan qurban disejumlah pasar hewan terbesar di Magetan. “ Kami akan melakukan penyisiran di sejumlah pasar hewan yang ada di Magetan,”ujar Sidik Perwito salah satu petugas Disnakan Kabupaten Magetan.
“Kali ini kami melakukan pemeriksaan hewan sapi dan kambing di pasar Gorang-gareng, kecamatan Kawedanan, Magetan,”katanya.Jumat,(18/08/2017).
Dijelaskan pula pemeriksaan rutin dilakukan untuk mengantisipasi hewan yang tidak layak untuk qurban.”Pemeriksaan kami fokuskan pada mata, hidung dan kulit, dari 4 bagian itu petugas kami bisa menilai hewan apakah layak atau tidak untuk dijadikan hewan qurban,”terangnya.
Selain itu petugas juga melakukan cek point di perbatasan yakni di kecamatan Poncol dan Tawangmangu, Jawa Tengah,menurutnya, didua daerah tersebut merupakan pintu masuk perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sementara itu, pihak Disnakan Kabupaten Magetan, akan terus melakukan pemeriksaan di sejumlah pasar hewan di Magetan.” Hari Raya Idul Adha 2017 yang akan dilaksanakan pada 1 September 2017 (10 Dzulhijjah 1438 H) , kami harapkan tidak ada hewan qurban yang tidak layak, hingga sampai saat ini kami belum menemukan hewan yang terjangkit penyakit antraks, ”pungkasnya.Cahyo.