SKI News

Stop Anak Putus Sekolah Di Magetan, Kepsek dan Guru Indentifikasi Siswa

Published

on

Siswa siswi SDN 1 Kediren kecamatan Lembeyan saat mengikuti proses belajar

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Untuk menekan angka anak putus sekolah Dinas Pendidikan dan Kepemudaan olahraga (Dikpora) Kabupaten Magetan, Jawa Timur meminta Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru untuk mengidentifikasi siswa-siswinya terutama yang motivasi belajarnya menurun.

“Sudah menjadi prinsip pemerintah untuk memastikan jangan sampai ada anak putus sekolah dan pemerintah wajib untuk bisa memfasilitasi mereka,”ujar Suwata Kepala Dikpora.

Lanjut Suwata, sementara sekolahan yang ada dibawah naungan Dikpora adalah tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menegah Pertama (SMP).

“Jadi kami selalu update dan monitoring jika ada siswa-siswi yang motivasi belajarnya menurun karena berbagai hal,”kata Suwata. Rabu, (31/08/2022).

Selain ada petugas pengawas dari Dikpora. Suwata  juga meminta para sekolah untuk segera melaporkan apabila ada anak putus sekolah. “Putus sekolah ada berbagai hal yang disebabkan. Suatu misal kecanduan gadget  atau mungkin kondisi lain seperti kondisi keluarga yang memperhatikan dan masih banyak contoh lainnya,”katanya.

Dalam hal ini tugas Dikpora adalah memberi solusi agar siswa-siswi yang memiliki penurunan motivasi belajar dan putus sekolah, agar tetap terus bersekolah. Salah satu contoh karena kecanduan game pihaknya akan mendatangi ke rumah dan memberi pendampingan.

“Kami lakukan langkah antisipasi, diantaranya melakukan pendekatan komunikasi dengan orang tua, terkait faktor penyebab anak tersebut putus sekolah. Disitu kami tanya apakah masalah kurangnya motivasi atau pembiayaan atau hal lainnya,” ungkapnya.

Jika terkait masalah kurangnya motivasi belajar maka pihak Dikpora akan melakukan pendampingan hingga anak tersebut benar-benar mau kembali sekolah.

“Seperti kejadian kemarin ada dua anak sekolah tingkat SD  hampir putus sekolah karena kecanduan gadget, kami datangi dan diberi pendampingan, pembinaan dan akhirnya Alhamdulilah anak tersebut mau sekolah lagi,”paparnya.

Disebutkan pula, pendampingan Dikpora bekerja sama dengan Universitas PGRI Madiun (Unipma) khususnya prodi psikologi.”Disitu ada tim khusus psikologi untuk pendampingan anak sekolah yang putus sekolah,”terang Suwata.

Tak hanya sampai disitu saja, upaya pemerintah Kabupaten Magetan dalam mencerdaskan bangsa juga dilakukan kepada anak-anak sekolah yang berkebutuhan khusus seperti tuna rungu, tuna wicara dan sebagainya.

“Disini kami mengusahakan jangan sampai anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus putus sekolah. Kami sudah menyediakan 60 sekolah yang melayani anak-anak sekolah dengan kebutuhan khusus, SD ada sekitar 40-an sedangkan sisanya  SMP yang tersebar di Kabupaten Magetan,”urai Suwata.

Bahkan dalam proses pendampingan siswa dengan kebutuhan khusus saat mendapatkan pendidikan mengalami peningkatan, siswa tersebut dapat juga bergabung sekolah regular. ”Awalnya siswa dengan kebutuan khusus mulai dari SD lalu SMP jika kasusnya tidak parah siswa tersebut mengalami perubahan yang baik sehingga dapat bersekola di sekolahan regularl,”kata Suwata lagi.

Sementara itu, jika anak putus sekolah yang disebabkan hal lain, hingga tak dapat melanjutkan disekolah formal maka mereka dapat melanjutkan ke sekolah nonformal atau kesetaraan melalui kejar paket A,B,dan C.

Di Kabupaten Magetan mayoritas yang mengikuti sekolah kejar paket adalah paket C. Bahkan peserta murid paket C selain dari Kabupaten Magetan juga ada yang dari kabupaten Lain seperti Kabupaten Madiun, Ngawi bahkan kabupaten Ponorogo.

“Kejar paket ini bisa menjadi alternative bagi anak-anak yang sudah putus sekolah. Bahkan perlakuan ijazah paket sama dengan ijazah umum ,”pungkasnya.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

1 Comment

  1. Pingback: Stop Anak Putus Sekolah Di Magetan, Kepsek dan Guru Indentifikasi Siswa - Kabar Magetan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version