SKI News
PPDB di SMPN Pinggiran Magetan Tahun 2018 Turun 50 Persen, Ini Sebabnya
Suarakumandang.com,BERITA MAGETAN.Tahun ajaran baru 2018 Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN pinggiran di kecamatan mulai menurun dratis hingga 25 sampai 50 persen.
“Penurunan PPDB di SMPN pinggiran salah satunya karena adanya sekolah swasta baru yang berkualitas, dan sekolah favorit serta adanya kebijakan pemerintah daerah memberi kesempatan kepada SMPN favorit untuk menerima siswa SDN pinggiran sebanyak 10 persen,”kata Suroso Kepala Bagian Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda & Olah Raga Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Suroso mengaku jika PPDB di SMPN pinggiran mulai menurun juga pengaruh dari kebijakan pemerintah daerah yang memberikan kesempatan SMPN favorit di Magetan untuk menerima peserta didik baru SDN dari pedesaan melalui dua katagori yakni jalur prestasi dan bina lingkung sebanyak 10 persen dari pagu.
Suroso menjelaskan” jalur prestasi seperti misal pernah menjuarai olimpiade, olahraga, maupun kegiatan lainya, sedangkan bina lingkung yakni seperti contoh putra maupun putri Kapolres yang bertugas di Magetan, Dandim, Polisi, pejabat dan lain-lainnya yang harus sekolah di Magetan kota,”katanya.
“Tapi semua ini juga tak lepas dari keinginan kuat orang tua, sehingga mereka berbondong-bondong datang ke kota untuk mendaftarkan putra-putrinya di sekolah favorit SMPN di kota Magetan,”ucapnya.
Dengan banyaknya anak-anak desa yang berbondong-bondong ke kota, maka pagu SMPN pinggiran mulai berkurang 25 sampai 50 persen.” Kurangnya PPDB bervariasi, yakni antara 25 sampai 50 persen atau dua sampai tiga kelas tidak terisi siswa,”terangnya.
“Sebelumnnya SMPN pinggiran sudah kami lakukan penambahan pagu, jumlahnya 1 sampai 3 kelas, namun hingga kini tidak bisa memenuhi pagu, karena banyaknya dari mereka mencari sekolah favorit di kota atau yang lebih baik,”papar Suroso kepada suara kumandang.
Mengetahui hal demikian pemerintah Magetan akan memperlakukan sistem zonasi dengan harapan anak yang berprestasi itu bisa merata.”Contoh, anak yang pinter dari daerah lembeyan biar sekolah di lembeyan, anak yang pinter dari Poncol biar sekolah di daerah Poncol dan seterusnya, dengan harapan anak prestasi tersebut bisa merata di daerah kabupaten Magetan,”paparnya.
“Melalui program tersebut tidak hanya siswa yang berprestasi saja yang merata , melainkan jumlah siswa juga ikut merata sehingga kedepan tidak memusat di sekolah favorit yang ada di Magetan kota,”kata Suroso lagi.
Dengan prestasi merata harapanya semua SMPN pinggiran bisa menjadi sekolah favorit, jarak tempat tinggal ke sekolah menjadi prioritas utama sesuai ketentuan zonasi,”tegas Suroso.
Sementara itu, harapan pemerintah dengan sistem zonasi ini tidak mengharuskan orang tua menyekolahkan putra-putrinya di sekolahan favorit di perkotaan.
Untuk mendukung hal tersebut pihak pemerintah akan melakukan pemerataan guru pengajar, siswa, prestasi dan sarana prasarana.”Dan itu sudah kami program mulai sekarang,”tuturnya.
”Kenapa sekolah dekat rumah, ini kedepan supaya orang tua bisa lebih efisiensi dalam menyekolahkan anaknya, sehingga tidak harus membelikan sepeda motor, tidak harus membelikan bensin, cukup jalan kaki atau sepeda ontel. Dengan jalan kaki dan sepeda ontel juga salah satu pembentukan karakter siswa itu sendiri. Tapi semua itu kami juga akan terus berupaya untuk meningkatkan mutu belajar,”pungkasnya.Cahyo.