Connect with us

SKI News

Pelaku Aborsi Pernah Menjadi tenaga Magang Di Pukesmas Bendo Magetan

Published

on

dr. Hari Widodo kepala pukesmas Bendo

dr. Hari Widodo kepala pukesmas Bendo

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Paska meninggalnya seorang wanita muda  asal Sukorejo Ponorogo yang meninggal di hotel Purboyo korban aborsi, selasa,(05/12/2017) lalu. Polres Magetan telah  menetapkan dua tersangka, yang membantu melakukan aborsi  dan satu tersangka sebagai pelaku utama yang melakukan Aborsi masih menjadi buronan hingga ini .Kamis,(07/12/2017).

Dua tersangka yang ditetapkan yakni Misnun dan Suwondo, sesuai informasi dari polisi peran Misnun yaitu sebagai teman yang mengajak cek in korban di hotel Purbaya, sedangkan Suwondo berperan sebagai penguhubung (perantara) yang mencarikan pelaku aborsi.

Sementara Suryanto sebagai pelaku aborsi.”Penyebab meninggalnya Korban karena aborsi, dan abrosinya dengan cara penyuntikan,”ujar  AKP Suyatni Kasub Humas Polres Magetan.

Dari hasil investigasi wartawan suara kumandang, Suryanto yang berperan  sebagai pelaku aborsi masih buronan.

Sementara itu latar belakang pelaku aborsi, sesuai keterangan dari kepala pukesmas Bendo bahwa pelaku pernah menjadi tenaga magang di pukesmas Bendo bagian Unit Gawat Darurat (UGD) selama 5 tahun, 2006-2011.

Hari Widodo kepala pukesmas Bendo menyatakan, Suryanto pernah bekerja sebagai tenaga magang di pukesmas Bendo.”Dia bekerja dibagian UGD mas,”jelasnya.

BACA INI: Wanita Muda Asal Sukorejo Ponorogo Ditemukan Tewas Di Hotel Purboyo Plaosan Magetan

“Memang selama bekerja disini  Suryanto memang bisa melakukan  penyuntikan dan penanganan medis lainnya, dia sendiri sekolahnya lulusan sekolah perawat kesehatan (SPK) yang setara dengan SLTA,”terang Hari.

Dijelaskan pula, dulu dikeluarkan karena dia mempunyai masalah administrasi kantor.”Sebenarnya kinerjanya waktu di pukesmas Bendo  dulu cukup baik, saya tidak menyangka kalau terlibat kasus aborsi,”ucapnya.

Sesuai peraturan kalau setingkat dia untuk melakukan pengobatan atau penyuntikan diluar pukesmas tidak diperbolehkan.

Diketahui Suryanto (40) warga Dusun Sampung Lor, Desa Sampung, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan selama ini bekerja sebagai tenaga serabutan.”Dia sekarang yang saya ketahui bekerja sebagai tenaga serabutan mas, dia pernah bekerja membantu mengangkut kayu dengan kendaraan pick-up milik tetangganya ”kata Totok Juwarno ketua RT setempat.

“Dia jarang pulang, terkadang 2-3 minggu baru pulang, selama ini dilingkungan dia cukup komunikatif dengan warga sekitar,”paparnya.

Seperti yang beritakan sebelumnya, wanita muda Fitri Zuliyani (23) warga Desa/kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur yang tewasnya di Hotel Purbaya Selasa,(05/12/2017) lalu.

Dari hasil olah TKP penyebab kematian korban belum bisa dipastikan, namun dikamar  hotel ada bercakan darah yakni di tempat tidur dan di ruang kamar mandi.

Sebelum diketahui meninggal dunia, wanita muda yang dulu pernah sekolah di salah satu SMKN di Ponorogo, hari senin sekitar  pukul 19.00 WIB  korban bersama Misnun  cek in hotel Purboyo, kemudian oleh petugas hotel  diarahkan di kamar nomor 11.

Diketahui Misnun (47) warga dukuh Sampung lor RT.04, RW. 02 Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo.

“Sekitar pukul 04.30 WIB saya melihat korban  dibopong oleh Misnun dan dibantu satu temannya untuk dibawa ke pukesmas dengan menaiki sepeda motor, saat saya tanya katanya cuman pingsan, dan saya tak merasa curiga apapun,”kata petugas hotel.

Sesampai di pukesmas Plaosan oleh petugas medis korban dinyatakan sudah dalam keadaan meninggal dunia yang diduga karena kehabisan darah.

Sementara itu, tiga tersangka yang ditetapkan oleh Polisi yakni Misnun, Suwondo (tetangga korban) dan Suryanto pelaku aborsi.Ratno.

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *