Connect with us

SKI News

Pangayoman: Hospitality dan Budaya Magetan Gaungkan Kota Wisata

Published

on

Tugu Naga Telaga Sarangan

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Pangayoman Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Magetan, Jawa Timur menilai tempat pariwisata di Kabupaten Magetan belum maksimal dari sisi sosial.

“Kalau kita bicara pariwisata yang ideal seperti Yogyakarta dan Bali artinya semua masyarakat itu sudah menyadari bahwa kota saya adalah kota pariwisata,” ujar Pangayoman kepada jurnalis Suarakumandang.com, Rabu, (31/08/2022).

Menurutnya, bicara soal pariwisata itu Multidimensi tidak sekedar bicara tentang destinasi pariwisata.” Jadi hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata itu harus saling mendukung,” jelasnya.

Dalam hal ini yang dimaksud saling berkaitan dengan pariwisata adalah destinasi pariwisata, serta dasarnya adalah tradisi dan adat istiadat serta budaya masyarakat yang harus menjadi dasar landasan pariwisata tersebut.

Pangayoman mencontohkan seperti pariwisata di Yogyakarta, salah satunya acara Festival Sekatenan dari masyarakat setempat tidak hanya sekedar menjadi tontonan, akan  tapi juga mempunyai nilai adat istiadat dan tradisi masyarakat setempat yang merupakan ritual yang dilakukan masyarakat secara terus menerus yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.“Artinya pariwisata itu sudah merupakan keseharian buat mereka, seperti halnya di Bali juga sama,”kata Pangayoman kepada jurnalis suarakumandang.com.

“Masyarakat harus mempunyai budaya  pariwisata seperti misal terhadap tamu harus ramah dan selalu memberi petunjuk yang benar jika ada pengunjung tersesat dijalan dan sebagainya,”paparnya.

Intinya adalah hospitality atau keramahtamahan dari masyarakat serta budaya yang harus diciptakan dan digaungkan ke seluruh pelosok penjuru di Kabupaten Magetan.

Tak hanya sampai disitu saja, untuk menuju pariwisata yang ideal para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus memasang tarif yang benar dan akuntabel sehingga dapat dipercaya oleh para wisatawan.

“Katakan lah jika kita menginap di salah satu hotel di Telaga Sarangan, begitu malam hari kita mau ngapain, pastinya bingung. Seandainya kalau ada spot-spot musik semacam di pasar baru diadakan di sana tentunya tamu tidak akan bingung,” terangnya.

Tak hanya di Telaga Sarangan  panggung hiburan juga bisa dilaksanakan di Kebun Bunga Refugia maupun tempat  wisata lainnya.

“Maka dari itu sudah saya katakan dari awal Pariwisata Multidimensi dan Holistik jadi tidak bisa hanya bicara destinasi pariwisata, sektor pendukungnya harus ada, kalau ingin jadi kota pariwisata,” tegas Pangayoman.

Maka dari itu, lanjutnya kalau ingin jadi Kota Pariwisata, masyarakat harus bisa jadi masyarakat yang berjiwa pariwisata seutuhnya.

Salah satu contoh ciri khas masyarakat pariwisata adalah jika ada tamu atau wisatawan akan berkomunikasi yang baik dan memberikan solusi misalnya ketika pengunjung mendapat masalah.

“Maksudnya begini, kalau ada wisatawan bertanya tentang jalan menuju Telaga Sarangan dimana, langsung ditunjukkan dengan jelas, itu contoh salah satunya, dan masih banyak contoh lainnya,” ucapnya.

Sementara itu, Pangayoman berharap dengan pendekatan Multidimensi Tematik Holistik Integratif dan spesial maka Multiplier Effect Pariwisata akan terjadi dan Kabupaten Magetan bisa menjadi sebuah kota wisata yang ideal.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.