Connect with us

SKI News

Magetan Terkenal Dengan Ternak Sapi, Tetapi Pasar Hewanya Tak Layak

Published

on

Wiling Suyono anggota DPRD Kab Magetan juga pengusaha sapi potong

Wiling Suyono anggota DPRD Kab Magetan juga pengusaha sapi potong

Magetan.Suarakumandang.com-Kabupaten Magetan selain terkenal sepatu kulit yang mempunyai khas tersendiri, ternyata juga terkenal dengan sapi potong yang mempunyai kualitas daging super.”Magetan indentik dengan sapi, hal ini diperkuat ketika di lokasi Rumah Pemotongan Hewan disejumlah kota besar di Indonesia bahkan sampai keluar pulau Jawa ketika saat ditanya mereka menjawab sapi dari Magetan,”ujar Wiling Suyono.

“Mengapa demikian, bahwa daging sapi asal Magetan dikatakan mempunyai kualitas baik, karena para perternak mampu memilih bibit unggulan untuk dijadikan sapi potong,”katanya.

Magetan yang terkenal dengan sapi potong dengan kualitas daging yang super, membuat anggota DPRD Kabupaten Magetan yang berangkat dari partai PDI Perjuangan ini tak habis berfikir terkait dengan keberadaan pasar hewan di sejumlah titik di Magetan.

Keberadaanya menurut Wiling dibawah standart, bahkan tidak layak ataupun tidak sesuai dengan nama Magetan yang terkenal dengan sapi potong. “Saya juga heran kenapa Magetan yang terkenal sapinya, justru disejumlah bangunan pasar hewan terkesan tak layak dan tak ada perkembangan,”katanya.

“Maunya Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan ini seperti apa. Katakanlah sapi ini menjadi sebuah I-con bagi kabupaten Magetan, tentunya masih ada banyak hal yang diperbuat dan di buat oleh pemerintah daerah, baik melalui APBD maupun dengan cara yang lain, salah satu contoh berkaitan dengan Pasar sapi yang berada di kabupaten Magetan,”paparnya.

Lanjut Wiling, ada di tiga pasar hewan di Magetan yang terkenal, yakni pasar Wage di desa Sumber rejo, Kecamatan Plaosan, Pasar Pon di Kecamatan Panekan, dan Pasar Kliwon di Gorang-Gareng, kecamatan Kawedanan. Ketiga pasar hewan itu kondisinya sangat memprihatinkan.” Ketiga-tiganya jauh dari kata standart, bahkan bisa katakan tidak layak bila dibandingkan pasar hewan yang ada di kabupaten lain,”ucapnya.Senin,(26/03/2017).

Bahkan, kata Wiling selama belanja di ketiga pasar tersebut tidak pernah  menemukan kaitannya dengan pasar yang parah dan tidak layak yang ada di kabupaten Magetan.”Ada beberapa desa, di wilayah Madiun terkait pasar hewan, ketika pasaran tiba, sebelum pasar hewan dibuka sejumlah  petugas  pasar sudah mulai bersih-bersih lokasi pasar, selain itu, petugas juga melakukan kenyamanan terhadap pasar hewan tersebut, sementara di Magetan sendiri tidak ada yang melakukan seperti pasar hewan di luar Magetan”terang Wiling juga merupakan pengusaha sapi potong.

“Contoh yang paling dekat yakni pasar hewan yang ada di Madiun, sebelum satu hari pasar ini ada penanganan kebersihan pembenahan dan seterusnya, setelah pasar  selesai mereka melakukan pembersihan juga, sehingga terlihat bersih seperti semula,”tutur Wiling juragan sapi.

Kalau Magetan ini lanjutnya, memang perduli dan ingin menjadikan sapi merupakan  i-con yang harus di lakukan adalah mendesain dan membuat master plan,” Di dalam pembuatan master plan saya berharap melibatkan dari berbagai aspek dari pemakai, sehingga harapan para pedagang, petani sesuai dengan harapan yang di inginkan,” pungkasnya. Cahyo.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *