Connect with us

SKI feature

Kisah Sujarno,23 Tahun Memandikan Jenazah di RS dr Sayidiman Magetan

Published

on

PETUGAS KAMAR MAYAT:Sujarno (kiri) dan Hari (kanan) saat duduk santai ketika menunggu jenazah pembunuhan di Temboro Karas Magetan.

Suarakumandang.com,BERITA MAGETAN. Sudah 23 tahun Sujarno menjalani pekerjaannya di rumah sakit dr Sayidiman Magetan. Dia merupakan pekerja outsourcing  yang bekerja di kamar mayat rumah Sakit Sayidiman Magetan yang dikenal rumah sakit Magetan.

Kamar jenazah di rumah sakit ini kerap sekali dengan kiriman jasad yang tak biasa. Seperti jenazah korban kecelakaan, pembunuhan, hingga orang yang tak dikenal.

“Saya sudah bekerja disini sejak tahun 1995, sekarang umur saya sudah 64 tahun,”ujar pria yang sudah dipanggil kakek. Senin,(05/03/2018).

Kakek lima cucu ini mengaku pernah takut, saat awal-awal ditugaskan untuk memandikan jenazah. Terlebih jenazah korban kecelakaan dengan kondisi yang sangat mengenaskan.”Pertama saat itu saya belajar memandikan jenazah yang masih dalam keadaan utuh. Waktu demi waktu saya terus memandikan dengan kondisi jenazah yang sangat mengenaskan,”kata Sujarwo.

“Takut juuuan mas, awal-awal apalagi kalau disuruh mandiin jasadnya ditengah malam, apalagi hanya berdua dengan senior saya, maunya mau lari saja. Tapi lama-kelamaan akhirnya saya terbiasa, dan itu hanya membutuhkan waktu sekitar kurang 3 bulan,”kata pria 4 anak ini.

Berangsur dan sejalannya waktu, ketakutan Sujarno menghilang. Dia tidak lagi takut atau pun jijik dengan aroma yang menyengat dari jasad yang dia mandikan tersebut.”Dari sekian jenazah yang sangat bau itu orang MR X, saya untuk menghilangkan bau dengan memberi lubang hidung saya dengan bubuk kopi dan ditutup dengan masker,”ceritanya.

Dia menjalani pekerjaannya dengan besar hati dan menganggapnya sebagai ibadah. Sebab, suatu saat, dia pun akan meninggal dunia.

Dalam keadaan memandikan jenazah terkadang kakek warga Kelurahan Tambran RT 1, RW.1, kecamatan Magetan, Jawa Timur merasa terenyuh mengingat jenazah yang dimandikan belum ada dari pihak keluarga yang datang.”Menunggu paling lama hampir 1 minggu,”jelasnya.

Selama bekerja menjadi penjaga maupun pemandi jenazah tidak ada hal yang menimpanya seperti sering dihantui.”Jasad disini baik-baik sekali, nggak pernah menganggu maupun menakuti,”ucapnya.

Pernah satu kali dalam hidupnya dikerjaain sama salah satu jenazah yang meninggal karena kecelakaan.”Saat itu saya sedang tidur diruang istirahat, tiba-tiba saya terjatuh dengan keras, setalah terbangun saya hanya bisa menyebut nama Tuhan. “Ya Alloh mohon perlindunganMu” terus saya kembali tidur, tapi sebelum saya tidur saya bilang begini “aku disini bekerja memandikan kamu, merawat kamu dan menunggumu sampai keluargamu datang,”kata Sujarwo.

Sejak umur 45 sudah tidak ragu dan takut lagi untuk mondar mandir didekat jenazah bahkan sambil duduk dekat jenazah sambil menunggu petugas kepolisian datang untuk dilakukan otopsi.

Baginya pekerjaanya saat ini adalah hal bagus untuk beramal walapun gajinya tidak begitu besar.Dia menjalankan dengan Ikhlas.

“Karena usia saya sudah tua, selama 3 tahun ini saya menyuruh asisten saya yang tak lain adalah cucuk saya bernama Hari Prasetyawan, dia baru umur 22 tahun,”paparnya.

Selama tiga tahun ini Sujarno melatih dirinya tidak takut dengan profesi yang akan menggantikan dirinya. “Awal awal saya suruh memandikan jenazah meninggal kecelakaan yang tidak fatal atau mengenaskan,”kata Sujarno panggilan akrab Mbah Jarno.

Karena kondisi Sujarno sudah tidak seperti 15 tahun lalu, mereka melakukan pembagian kerja. Sujarno yang mengurus jenazah sementara cucunya membakar sampah rumah sakit.”Tidak mesti mas, kalau saya tidak merasa kuat angkat jenazah terpaksa memanggil cucu saya untuk membantu,”kata Mbah Jarno.

Banyak pengalaman yang didapat mbah Jarno, namun sepertinya dia enggan untuk membeberkan semuanya. masih banyak misteri yang tersimpan oleh mbah Jarno terkait di malam hari dikamar mayat.

Dia banyak dikenal oleh wartawan mulai dari wartawan televisi, surat kabar, online maupun radio, kedekatannya dengan seorang awak media  karena kepentingan peliputan.

Sementara itu dengan usia yang sudah masuk setangah abad, mbah Jarno berharap cucunya yang dibina selama 3 tahun ini mulai sejak melamar pekerjaan sebagai outsourcing dirumah Sakit Sayidiman Magetan bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

Jurnalis: Cahyo Nugroho

Continue Reading
1 Comment

1 Comment

  1. Arsk

    Maret 5, 2018 at 6:33 pm

    Mereka luar biasa_tanpa mereka saya tidak bisa bekerja secara maksimal. Membantu saya saat rekontruksi jenazah yang keadaannya memprihatinkan.
    By Arsk IPJ RSDS

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *