Connect with us

SKI PolHuKam

Ketua Seniman Reog Ponorogo Curhat Ke Mantan Ketua KPK Agus Rahardjo

Published

on

Agus Rahardjo (Darikiri no 2 ) Hari Purnomo (Dari kanan no 2 ) usai acara saresehan foto bareng

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Hari Purnomo ketua paguyuban Kesenian Reog Ponorogo saat memenuhi undangan Agus Rahardjo mantan Ketua Komisi Pembrantas Korupsi (KPK) diacara saresehan  menyampaikan uneg-unegnya  terkait perkembangan Kesenian Reog Ponorogo warisan Budaya Takbenda yang selalu gagal dalam perjalanannya  untuk didaftarkan ke United Nations Educational Scientific and Cultur Organisasi (UNESCO).

Pertemuan bertajuk sarasehan dalam rangka perkenalan Agus Rahardjo Mantan Ketua KPK yang akan maju dalam pencalonan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sedikit memanas ketika Hari Purnomo menjelaskan dengan tegas bahwa dirinya bersama seniman Reog se Indonesia khususnya se- Kabupaten Ponorogo sudah bertahun-tahun memperjuangkan kesenian  Reog menjadi warisan budaya Ponorogo khususnya Indonesia selalu menemui jalan buntu.

Bahkan, Heri Purnomo bersama masyarakat Ponorogo sudah 4 kali pergantian bupati selalu gagal dalam memperjuangkan kesenian Reog Ponorogo yang dapat diakui oleh dunia.

”Kami sudah berjuang kurang lebih 20 tahun, hingga kini belum ada kabar yang menyenangkan bagi masyarakat Ponorogo khususnya kesenian Reog Ponorogo dan khususnya lagi masyarakat Indonesia,”paparnya. Kamis, (23/02/2023).

Hari Purnomo yang akrab disapa Mbah Pur bersama masyarakat serta seniman Reog Ponorogo menaruh harapan kepada Agus Rahardjo untuk dapat memperjuangkan kesenian Reog Ponorogo masuk dalam daftar UNESCO yang dapat diakui dunia.

Untuk dapat lolos masuk ke UNESCO Hari Purnomo bersama seniman Reog Ponorogo  selalu berupaya melakukan pengkajian untuk melengkapi kekurangan . Namun sayang upaya itu tandas di jalan ketika yang terpilih menjadi warisan budaya takbenda didaftarkan ke UNESCO adalah jamu.

Labih lanjut, Mentri Pendidikan,Kebudayan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim lebih memlih mengajukan jamu menjadi warisan budaya takbenda didaftarkan ke UNESCO.

“Sebenarnya kalau dilihat dari tim penilaian  urutanya sebenarnya  adalah Reog dulu, yaitu Reog, Jamu, Tempe, dan garulintang. Dan itulah yang terjadi, kita nangis , sudah 20 tahun berjuang namun hasilnya seperti yang kita lihat sekarang,”ungkapnya.

Mbah Pur, menjelaskan bahwa pengajuan dalam satu negara hanya satu, dan tidak setiap tahun. Jadi Kesenian Reog Ponorogo antri lagi untuk didaftarkan nanti pada tahun 2025.

Sementara itu, Agus Rahardjo mengaku akan sangat mendukung jika kesenian Reog Ponorogo untuk didaftarkan ke UNESCO.

Diakui  dirinya,  setelah dicek di internet memang Reog Kesenian Ponorogo belum terdaftar di UNESCO.

Dibacakan oleh Agus,  sementara yang ada dalam daftar UNESCO diantaranya Wayang, Keris,dua Tari Bali dan Angling.”Ya kita perjuangkan dan memang Kesenian Reog belum terdaftar,”tegasnya.

Dalam hal ini, langkah Agus Rahardjo selanjutnya akan mencari kejelasan dalam pengurusannya. Bahkan Agus Rahardjo dalam waktu dekat akan ke Kemendikbud Ristek untuk mencari tahu terkait pengajuan Kesenian Reog oleh ke UNESCO.

Sedangkan dalam acara  saresehan yang digelar sangat sederhana ini dihadiri para  akademis, tokoh masyarakat dan Seniman Reog Ponorogo.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *