Connect with us

SKI Kesehatan

Ini Penyebab Tetangga Paniyem Takut Melihat Dirinya

Published

on

TERBARING :Mbah Paniyem terbaring di tempat tidur , Parman (kanan) anak nomer dua sedang merawat

TERBARING :Mbah Paniyem terbaring di tempat tidur , Parman (kanan) anak nomer dua sedang merawat

Ngawi.Suarakumandang.com-Seorang nenek warga Desa Mendiro, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur bola mata sebelah kanan nyaris copot karena terserang penyakit kanker ganas di wajahnya. Dia adalah Paniyem (88) hidup sendiri di rumah yang tak layak huni. Sementara keempat anaknya sudah berkelurga dan memiliki rumah sendiri. Dalam kondisi seperti itu warga sekitar mengaku takut melihat wajah nenek yang menakutkan tersebut.

Parman anak nomer dua menuturkan, penyakit yang diderita ibunya berawal dari bintik kecil di wajah. Berjalannya waktu bintik sebesar tai lalat tersebut digaruk.”Akibat dari garukan akhirnya timbul luka dan semakin lama semakin melebar,”katanya kepada suarakumandang.

“Kami sudah sudah berupaya berulang kali membawa ke rumah sakit di Solo Jawa Tengah, namun penyakit yang diderita oleh ibu tak kunjung sembuh, malah seperti ini,”jelasnya.Minggu,(23/04/2017).

Dijelaskan pula, dari hasil pemeriksaan rumah sakit, Paniyem akhirnya divonis terserang penyakit tumor ganas.” kondisi ibu sekarang sudah kurus badannya karena sakitnya sudah parah banget,”ungkap Parman.

Bertambahnya tahun, luka di wajah mbah Paniyem semakin parah dan sangat menakutkan. Selain itu, luka kanker tersebut membuat kulit wajah seperti mengelupas hingga mata sebelah kanan nyaris copot.

Meski banyak warga yang kasihan dan iba dengan kondisi mbah Paniyem.  Namun mereka tak berani masuk rumah untuk menengok dengan alasan takut melihat wajahnya.

“Warga sini semua kasihan lihat mbah Paniyem tetangga itu tiap hari kadang kadang lihat tidak berani  masuk misalnya kalau ngantar makanan disimpen di meja lalu dipanggil, penyakitnya parah sekali jadi takut melihat,”terang Tomo tetangganya.

Masih kata Tomo, sebagian warga yang tinggal tak jauh dari rumah Paniyem, mengaku sering mendengar rintihan mbah Paniyem pada malam hari sebab merasakan sakit yang dideritanya.

Meski memiliki kartu jamkesmas, namun mbah Paniyem sudah tak dibawa ke rumah sakit, sebab tak punya biaya transport. Sebagai ganti, mbah Paniyem hanya dirawat di rumah oleh salah satu anaknya yang bernama Parman.Ratno.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *