Connect with us

SKI News

Ini Penyebab Samudra Anak Kelas 1 SD Di Magetan Takut Masuk Sekolah

Published

on

LESU:setelah ditampar guru bahasa Inggrisnya Felix (tengah) nampak lesu dan trauma. mogok tidak takut sekolah karena takut dengan pak Lingo guru bahasa inggrisnya. paling kiri Tina Suci Rahayu oprang tua .Paling kanan tetangga korban,

LESU:setelah ditampar guru bahasa Inggrisnya Felix (tengah) nampak lesu dan trauma. mogok tidak takut sekolah karena takut dengan pak Lingo guru bahasa inggrisnya. paling kiri Tina Suci Rahayu oprang tua .Paling kanan tetangga korban,

Magetan.suarakumandang.com-Felix Samudra seorang bocah yang masih berusia 7 tahun mengalami luka di bagian gigi depan atas dan bibir setelah di tampar guru bahasa Inggrisnya. Akibatnya bocah yang masih duduk di bangku SD kelas 1 ini mengalami trauma sehingga tidak masuk sekolah mulai kejadian Kamis, (13/04/2017).

Felix anak ke satu dari dua bersaudara ini, mengaku tidak masuk sekolah karena takut kepada gurunya.”Yang menampar saya adalah pak Lingo guru bahasa Inggris, saya tidak tahu kenapa saya ditampar,” kata Felix saat dirumahnya.

“Mulut saya di tampar sebanyak 4 kali, selanjutnnya  kepala saya di dorong kedepan sehingga membentur meja, “jawab Felix dengan Polos. Senin,(17/04/2017).

Felix tinggal bersama orang tuanya di desa Mantren, kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Selama 4 Hari ini Felix masih mengalami luka pada gigi depan atas.”Anak saya sudah 4 hari tidak masuk sekolah mas, sejak kejadian itu anak saya tidak mau masuk sekolah karena takut dan trauma,”terang Tinas Suci Rahayu ibu korban.

“Awalnya hari kamis (13/04/2017) lalu, pulang sekolah anak saya wajahnya murung, lalu saya tanya sama teman – temanya ternyata ditampar sama gurunya, terus anak saya baru ngaku ditampar dan dibenturkan meja,lukanya pada bibir dan giginya akan lepas, harapan saya ya gurunya dipindah saja biar anak saya tidak takut dan mau masuk sekolah lagi,”papar ibunya dengan wajah gelisiah.

Sementara di tempat terpisah Nur Salim selaku Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Magetan mengatakan, pihaknya akan melakukan penelusuran terlebih dahulu terkait info tersebut.” Apabila benar apa adanya kalau guru tersebut melakukan tindakan keras terhadap anak kelas 1 SD maka  akan kami berikan sanksi sesuai aturan yang berlaku,”kata Nur Salim saat ditemui.

“Guru itukan masih guru honorer, maka akan kami lakukan pendataan di lembaga PGRI Magetan, kalau memang dia sudah masuk maupun belum masuk di lembaga PGRI, nanti akan kami berikan pembinaan lebih lanjut terhadap sipelaku,”ucapnya.

Sementara itu, orang tua korban bernama Tina Suci Rahayu (28) dan Tomi Samudra (30) berharap guru yang melakukan tindakan keras terhadap anaknya  supaya diberi hukuman.”Kalau bisa guru honorer itu dipindah saja, soalnya nanti anak saya nggak mau masuk sekolah . Tidak menutup kemungkinan menganggu masa depan anak sendiri ,”pungkasnya. Ratno.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *