SKI News
Ini Cerita Orang tua Asisten Masinis KA Sancaka, Ketika Mendengar KA Yang dibawanya Alami Kecelakaan
Suarakumandang.com,BERITA MAGETAN. Kecelakaan maut kereta api dan truk trailer yang terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur Jumat,(06/04/2018) lalu sekitar pukul 18.25 WIB meninggalkan trauma mendalam bagikeluarga yang ada dirumah.
Tak terkecuali orang tua Hendra Wahyudi asisten Masinis KA Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya, adalah Jasmadi (53) dan Hartatik (51) warga desa Bogorejo RT 4, RW 1 Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengaku sempat shock ketika mendengar kabar kereta api yang di bawanya mengalami kecelakaan menabrak sebuah truk trailer di Ngawi.
”Awalnya mendengar kabar dari tetangga sebelah, tetangga saya datang membawa foto yang didapat dari media sosial, saya tidak percaya, justru saya bilang kenapa sitole blusukan sampai ke Ngawi,”kata Hartatik.Sabtu,(07/04/2018).
“Saya dan bapak’e langsung shock setelah mendengar kabar benar adanya dari adik suami saya yang berada di Madiun, kalau kereta api yang dibawa si tole mengalami kecelakaan di Ngawi,”ungkapnya.
Masih kata Hartatik. Saat kejadian adik dari suami Hartatik sempat ngomong kalau ingin menyusul di lokasi tapi tidak diperbolehkan. “Si tole langsung dibawa ke rumah Sakit Ngawi dan langsung ditangani oleh pihak medis,”kata Hartatik sedikit shok.
Kedua orang tuanya hanya bisa menunggu kabar baik dari saudaranya yang saat itu berada di rumah sakit Ngawi.” Kabar dari adik ipar saya setelah ditangani di rumah sakit Ngawi minta dirujuk ke rumah sakit Soedono Madiun yang kebetulan dia bekerja di rumah sakit Soedono Madiun,”paparnya.
“Saya dan bapakane hanya bisa diam, sementara adiknya Hendro selalu bilang mas do, mas do saat melihat acara berita kecelakaan kereta api di televisi,”kata Hartatik lagi
Apalagi keluarga semakin shock ketika melihat foto sitole yang beredar di media sosial dengan kondisi yang memperihatinkan.”Bapaknya hanya diam dan shock begitu mendangar kabar dari berita yang katanya kakinya patah, kami sekeluarga berharap si tole baik-baik saja,”tuturnya.
Sesuai informasi terakhir bahwa kondisi Hendra Wahyudi yang saat ini dirawat di rumah sakit dr Seodono Madiun kondisinya mulai membaik dan bisa sadar kembali.
Sementara dari kejadian tersebut pihak keluarga berharap Hendra Wahyudi anak kedua dari 3 bersaudara tidak mengalami trauma sehingga dia dapat bekerja seperti semula.”Saya berharap sekali Hendro tidak trauma atas kejadian tersebut, dan istrinya bernama Ika Septia tetap memberi motivasi kepada suaminya,”tuturnya.
“Semua pekerjaan ada resikonya, seperti saya sebagai tukang jahit pernah kena jarum saat menjahit. Meski yang dialami kecelakaan sangat besar , tapi saya sebagai orang tuanya meyakini kalau sitole tidak trauma, karena ingin menjadi masinis merupakan cita-citanya sejak kecil duduk dibangku SD,”cerita Hartatik.
Diberitakan sebelumnya rekan kerja Hendra Wahyudi yakni Mustofa sebagai masinis meninggal seketika sebab tubuhnya terjepit di kabin lokomotif CC 201 yang ringsek dan terguling.Cahyo/Arik.