SKI News
Dua Patung Naga di Telaga Sarangan Magetan Itu Ada Ceritanya
Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Masyarakat sekitar Telaga Sarangan mempercayai mitos tentang sepasang kekasih yang akan putus jika bercinta di dekat Telaga Sarangan.
Sepasang kekasih akan berpisah karena menghadapi kutukan dari pengaruh supranatural tempat tersebut.
Namun karena hanya legenda, ada pasangan yang putus segera setelah kembali dari Telaga Sarangan, namun ada juga pasangan yang melanjutkan ke jenjang pernikahan yang lebih tinggi.
Legenda Telaga Sarangan Selain mitos di atas, ada legenda lain yang berkaitan dengan keberadaan sebuah pulau di tengah Telaga Sarangan. Penduduk setempat percaya bahwa pulau itu keramat karena dihuni sosok leluhur Kyai Pasir dan Nyai Pasir.
Konon Kyai Pasir dan Nyai Pasir adalah suami istri yang tidak dikaruniai anak meskipun sudah lama menikah. Setelah itu, mereka berdua bersemedi agar Sang Hyang Widhi melahirkan anak mereka.
Tak lama kemudian, doa Kyai Pasir dan Nyai Pasir terkabul dengan lahirnya seorang bayi laki-laki bernama Joko Lelung.
Karena sudah tua dan susah bercocok tanam, Kyai Pasir dan Nyai Pasir kembali memohon kepada Sang Hyang Widhi agar diberi kekuatan.
Sang Hyang Widhi kemudian memerintahkan mereka untuk memakan telur tersebut di dekat lapangan.
Namun, hal aneh terjadi setelah Kyai Pasir dan Nyai Pasir makan telur karena perut mereka terasa panas dan badan mereka mulai gatal-gatal.
Ternyata telur itu mengubah Kyai Pasir dan Nyai Pasir menjadi naga, dan tempat mereka menggelinding menjadi waduk berisi air di tempat yang sekarang disebut Telaga Sarangan.
Sementara berkat doa Joko Lelung, kedua naga berwujud Kyai Pasir dan Nyai Pasir berniat menenggelamkan Gunung Lawu dan kemudian menjelma menjadi makhluk gaib.
Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magetan, masyarakat percaya bahwa Kyai Pasir dan Nyai Pasir masih menunggu Telaga Sarangan dan meminta tumbal.
Oleh karena itu, setiap tahun diperingati Tumpeng Sesaji Larung sehingga penjaga telaga adalah setiap Jumat Pon bulan Ruwah menurut penanggalan Jawa.
Selain itu, Tumpeng Sesaji Larung juga diminta untuk bersyukur kepada Tuhan atas nikmat yang diberikan dan mendoakan panjang umur Telaga Sarangan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Inilah tujuan dibangunnya dua ekor naga di sisi utara Telaga Sarangan. Selain berfoto, selfie bersama keluarga untuk dijadikan sebuah kenangan. Dua patung naga merupakan simbol dari Telaga Sarangan yang dibangun pada tahun 2017.
Jurnalis: Tim.