Connect with us

SKI News

Cuaca Tak Menentu, Harga Bumbu Dapur Melejit, Ibu-ibu Harus Pinter-pinter Ngatur Uang Belanja

Published

on

Suasana Pasar Legi Ponorogo

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Akibat cuaca yang tak menentu membuat sejumlah bumbu dapur mengalami kenaikan harga.

Seperti di Pasar Legi Ponorogo, Jawa Timur, sejumlah harga bumbu mengalami kenaikan yang signifikan, tak hanya bawang merah dan bawang putih yang terus mengalami kenaikan harga. Akan tetapi berbagai komoditi mulai dari wortel, tomat, cabai juga mengalami kenaikan harga.

Bahkan kenaikan harga cabai rawit hingga dua kali lipat. Bahkan pedagang kini terpaksa mendatangkan sejumlah komoditi dari luar daerah.

Saat ini harga cabai naik dua kali lipat dari harga sebelumnya, jika semula harga cabai rawit di kisaran Rp 30.000 per kilogram, kini melejit menjadi Rp 60.000 per kilogram. Sedangkan cabai keriting alami kenaikan Rp 5.000  dari semula RP 26.000 kini menjadi Rp 31.000 per kilogram.

Tak jauh beda dengan cabai, harga bawang merah juga alami kenaikan signifikan. Dari semula Rp 30.000 kini tembus hingga Rp 45.000 per kilogramnya. Sedangkan harga bawang putih dan tomat alami kenaikan dua hingga Rp 4.000,  dari Rp 20.000 naik menjadi Rp 24.000 sedangkan tomat dari Rp 6.000 menjadi Rp 8.000.

Akibat naiknya harga, pembeli kini terpaksa mengurangi jumlah pembelian karena menyesuaikan budget agar bisa membeli semua kebutuhan.

“Terpaksa kita belanjanya sedikit dikurangi, dan yang terpenting lengkap,  meskipun belinya sedikit. Semua itu karena harga bumbu naiknya lumayan. Kalau seperti buat kita warga berpenghasilan pas-pasan sudah sangat terasa,” kata Atin pembeli. Selasa, (07/02/2023).

Sementara itu, menurut sejumlah pedagang bahwa kenaikan harga disebabkan karena cuaca tak menentu hingga mengakibatkan tanaman banyak yang membusuk.

Bahkan saat ini sebagian pedagang terpaksa membeli dari kabupaten lain. Seperti dari Kabupaten Nganjuk dan Kediri.

“Ini harga bumbu naik semua, rata-rata kenaikan harga per kilogramnya Rp 5.000 sampai Rp 10.000,” jelas Suprihatin pedagang bumbu dapur di Pasar Legi Ponorogo.

Dijelaskan pula, bahwa kenaikan ini diakibatkan karena pengaruh hujan naik turun jadi sehingga banyak yang busuk .

“Selain itu stock dari petani sangat minim jadi terpaksa kita mendatangkan dari luar kabupaten Ponorogo,” pungkasnya.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *