Connect with us

SKI News

Bocah 9 Tahun Mengalami Luka Bakar Pada Wajah Karena Kena Petasan Rakitan

Published

on

Bagas Nur Fadilah terbaring dengan luka pada wajahnya karena terkena petasan rakitan, semnetara Suheni sedang megipasi wajah anaknya karena merasakan panas

Suarakumandang.com,BERITA NGAWI. Lagi-lagi korban ledakan petasan rakitan. Kali ini seorang bocah berumur 9 tahun warga Desa Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur  mengalami kecelakaan saat bermain petasan rakitan dari bahan peledak spirtus.

Adalah Bagas Nur Fadilah anak yang baru duduk dibangku SD kelas 2 menjadi korban petasan rakitan akibatnya mengalami luka bakar pada seluruh wajahnya.

Cerita itu bermula anak pasangan Supriyono dan Suheni sedang bermain petasan rakitan bersama empat orang temannya, Minggu, (10/06/2018) lalu.  Ada bertugas memegang korek api untuk menyulut petasan dan ada juga yang memegang petasan rakitan.

Saat itu korban hanya duduk sambil melihat , namun tanpa disadari petasan rakitan itu menyala tepat di depan wajah korban. Akibat ledakan tersebut wajah korban langsung terbakar dan kulit mengelupas. Saat itu juga korban langsung menangis karena kesakitan.

“Waktu itu saya hanya melihat saja, tiba-tiba diarahkan kemuka saya langsung meledak, yang menyembunyikan Dani,”kata Bagas Nur Fadilah saat ditemui dirumahnya.

Saat kejadian Suheni sedang pergi ke warung membeli es untuk berbuka puasa. Mendengar ada kabar dia langsung kaget dan pulang sebab yang menjadi korban adalah anaknya.

Atas kejadian itu, orang tua korban langsung membawa anaknya ke pukesmas. Hingga akhirnya korban dirujuk ke rumah sakit At-Tiin Husada Ngawi karena korban mengalami luka bakar yang cukup serius.

“Mukanya sudah lecet saya kaget dan nangis saat lihat anak saya, bapaknya teriak-teriak, dan waktu itu saya pas beli es mau buat buka puasa,”kata Ibunya.

Dengan kejadian tersebut anak-anak warga desa Wonokerto, Kecamatan Kedunggalar tidak ada lagi bermain petasan. Mereka takut dengan sendirinya sehingga memilih berhenti bermain.

Menurut warga setempat permainan berbahaya tersebut dilakukan saat sore hari, sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Permainan petasan rakitan itu lebih digemari anak-anak, selain murah suara ledakanpun keras.”Dulu sebelum adanya petasan rakitan yang berbahan ledaknya dari spritus adalah dari bambu dengan bahan peldaknya dari karbit,”kata warga setempat.

Sementara itu, petasan atau mariam spritus masuk katagori permainan berbahaya dan dilarang. Akhirnya dengan kejadian tersebut warga melarang anak-anak bermain petasan.Ratno.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *