Connect with us

SKI Kesehatan

10 Kasus Baru COVID-19 Di Ponorogo, Ipong: Masyarakat Harus Lebih Disiplin Protokol Kesehatan

Published

on

Ipong Muchlissoni Bupati Ponorogo

Suarakumandang.com, BERITA PONOROGO. Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur kembali mengumumkan 10 warga di Ponorogo terkonfirmasi positif COVID-19. 6 diantaranya pelajar dari salah satu pondok pesantren (Ponpes) moderen Gontor Darusallam dan 4 orang warga umum.

Ipong Muchlissoni Bupati Ponorogo menjelasakan bahwa ke-6 santri Gontor yang terkonfirmasi berasal dari Makasar dua orang, Manado, Banjarmasin, Ternate dan Gowa Sulawesi selatan masing-mmasing satu orang.

“Ke-6 santri  tersebut sudah berada di Ponpes Gontor Ponorogo sejak 3 minggu lalu atau sejak tanggal 12 Juni,”ujar Ipong. Rabu, (08/07/2020).

Dijelaskan pula, bahwa ke-6 santri datang ke Ponpes Gontor hanya membawa surat keterangan sehat.”Mereka hanya membawa surat keterangan sehat dan bukan hasil rapites,”kata Ipong.

“Ke-6 saat ini mereka diisolasi di Rumah Sakit Daerah Umum dr. Harjono.,”paparnya.

Masih kata Ipong, sedangkan ke-4  orang yang dinyatakan positif COVID-19 , adalah seorang perempuan (20) warga Kecamatan Mlarak. “Dia adalah anak dari pasien konfirmasi  nomer  46 yang sudah meninggal,”kata Ipong.

 Lanjutnya, setelah bapaknya meninggal Dinas Kesehatan Ponorogo  melakukan tracing terhadap kontak erat. Hasilnya hari ini anak perempuannya dinyatakan positif.  Sementara 2 anggota keluarga yang lain hasil pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR) belum keluar.

“Anak Perempuan (9) warga kecamatan Siman. Dia adalah anak dari pasien nomer 49, bagian dari hasil tracing kasus Ronowijayan,”kata Ipong lagi.

Ipong juga mengatakan bahwa seorang perempuan (27) warga Kecamatan Pulung. Dia adalah petugas CS di Bandara Juanda Surabaya.

Dua minggu lalu yang bersangkutan  datang ke Ponorogo, saat mau kembali ke Surabaya  tanggal 03 Juli melakukan Efektifitas Rapid Diagnostic (RDT) dan didapatkan hasil reaktif. “Hari ini keluar hasil PCR positif. Saat ini sedang dilakukan tracing kontak erat,”lanjutnya.

Sedangkan pasien  terakhir yaitu seorang perempuan (25)  warga  kecamatan Sukorejo. Dia melakukan pemeriksaan PCR atas permintaan sendiri untuk keperluan pergi ke Papua, dan hasilnya hari ini dinyatakan Positif . “Saat ini sedang dilakukan tracing kontak erat,”jelas Ipong lagi.

Dengan kejadian ini, Ipong berharap  masyarakat Ponorogo untuk  mengambil pelajaran dan hikmah. Utamanya bagi pesantren-pesantren lain, ternyata rapid test sangat penting untuk dilaksanakan sebagai screening / deteksi awal status COVID-19 dari masing-masing santri, ustadz ataupun penghuni pondok lainnya.

“Sebab, surat keterangan sehat tanpa disertai rapid test tidak mampu menunjukkan bahwa terindikasi ada infeksi COVID-19 atau tidak dalam tubuh seseorang,”terang Ipong.

Lanjutnya, hampir semua penemuan kasus positif diawali dengan rapid test, jadi penting sekali rapid bagi siapapun yang datang dari zona merah. “Terbukti juga dengan 80 persen yang terkonfirmasi positif di Ponorogo saat ini datang dari zona merah,”paparnya.

Hingga berita diturunkan data kasus COVID-19 di kabupaten Ponorogo total kumulatif berjumlah 66 orang, sembuh 32 orang, Isolasi rumah sakit berjumlah 29 orang, isolasi mandiri 2 orang dan meninggal dunia 3 orang.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *